Jumat, 01 Januari 2016

UPAYA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN NASIONAL


PENGANTAR PENDIDIKAN

UPAYA PEMBAHARUAN PENDIDIKAN NASIONAL

1.        PENGELOLAAN PENDIDIKAN
   Pembaharuan program dan pengelolaan pendidikan secara eksplisit dicantumkan pada UU pokok pendidikan terbaru (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan). (Tim, 2008). Pengelolahan pendidikan berawal dari inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan adalah suatu ide , barang, metode, yang dirasakan atau di amati orang(masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untukmencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
       Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efesiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas : sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kreteria kebutuhan perserta didik, masyarakat dan pembangunan), dengan menggunakan sumber tenaga, uang alat,dan dan waktu dalam jumlah sekecil-kecilnya. (Burhanuddin, 2010)

2.      GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Pembaharuan tenaga pendidikan antara lain pada peningkatan kualifikasinya. Dewasa ini tenaga kependidikan yang berstatus guru/dosen harus keluaran pendidikan tinggi. Untuk menjadi guru SD minimal harus memiliki kualifikasi D II PGSD yaitu SPG/SGO lama yang telah diintegrasikan ke universitas yang merupakan proses diploma non gelar (SO). Dengan pembaharuan seperti ini maka untuk mengajar di SLTP minimal D III, di SLTA tentu harus S1 (program gelar) dan untuk menjadi dosen syarat minimalnya harus dikualifikasi S2 (master). (Tim, 2008)
3.        DANA PENDIDIKAN
Kebutuhan dana untuk penyelenggaraan pendidikan kelihatannya semakin meningkat, karena biaya pendidikan semakin mahal. Keadaan seperti ini logis saja, karena pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan butuh dana baru atau tambahan terhadap alokasi dana sebelumnya. Hal ini berkaitan pula dengan nilai mata uang. Tingkat implasi yang semakin tinggi memerlukan penyesuaian di bidang pendanaan tersebut. (Tim, 2008)
4. PENDIDIKAN NONFORMAL


  • ·         Pendidikan nonformal  adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
  • ·         Sasaran
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
  • ·         Fungsi
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengenmbangan sikap dan kepribadian profesional.
  • ·         Jenis
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
  • ·         Satuan pendidikan penyelenggara
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
5.        KURIKULUM
  Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah perangkat atau rencana yang disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini, kurikulum mencakup dua aspek, yaitu aspek kesatuan nasional dan aspek local. (Hartoto, 2008)
              Berikut ini adalah usaha pembaharuan kurikulum di Indonesia dari awal hingga sekarang.
  • ·         KURIKULUM 1968
`Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat p olitis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Kurikulum 1968 disebut sebagai kurikulum bulat, artinya hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.
·         KURIKULUM 1975
Kurikulum 1975 disetujui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk secara nasional dilaksanakan bertahap mulai tahun pengajaran 1976 dengan catatan, bahwa bagi sekolah-sekolah yang menurut penilaian kepala perwakilan telah mampu, diperkenankan melaksanakannya mulai tahun 1975 .
                   Kurikulum 1975 memiliki ciri -ciri khusus sebagai berikut:
1) Menganut pendekatan yang berorientasi pada tujuan. Setiap guru harus mengetahui dengan jelas tujuan yang harus dicapai oleh setiap murid di dalam menyusun rencana kegiatan belajar -mengajar dan membimbing murid untuk melaksanakan rencana tersebut.
2) Menganut pendekatan yang integratif, dalam arti setiap pelajaran dan bidang pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang tercapainya tujuan yang lebih akhir.
3) Pendidikan Moral Pancasila dalam kurikulum 1975 bukan hanya dibebankan kepada bidang pelajaran Pendidikan Moral Pancasila di dalam pencapaiannya, melainkan juga kepada bidang pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan pendidikan agama.
4) Kurikulum 1975 menekankan pada efisiensi dan efektivitas pengguna dana, daya dan waktu yang tersedia.
5) Mengharuskan guru untuk menggunakan teknik penyusunan program pengajaran yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
6) Organisasi pelajaran meliputi bidang -bidang studi: agama, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan sosial, kesenian, olahraga dan kesehatan, keterampilan , disamping Pendidikan Moral Pancasila dan integrasi pelajaran pelajaran yang sekelompok.
7) Pendekatan dalam strategi pembelajaran memandang situasi belajar-mengajar sebagai suatu sistem yang meliputi komponen -komponen tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, alat pembelajaran, alat evaluasi, dan metode pembelajaran.
8) Sistem Evaluasi, dilakukan penilaian murid-murid pada setiap akhir satuan pembelajaran terkecil dan memperhitungkan nilai -nilai yang dicapai muridmurid pada setiap akhir satuan pembelajaran.
            Dalam penyusunan kurikulum 1975 ini menggunakan beberapa prinsip  yaitu
a.       Prinsip Fleksibilitas program
Penyelenggaraan pendidikan keterampilan pada setiap program harus mengingat factor- factor ekosistem dan kemampuan pemerintah untuk menyediakan dana bagi kelangsungan bidang studi.
b.      Prinsip efisiensi dan efektifitas
Prinsip efisiensi adalah efisiensi dalam penggunaan waktu,pendaya gunaan dana, dan tenaga secara optimal.Waktu murid-murid belajar di sekolah hanya 6 jam sehari, maka dari itu hendaklah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
c.       Prinsip berorientasi pada tujuan
Hirarki tujuan menurut kurukulum 1975 adalah
-          Tujuan umum ialah tujuan pendidikan nasional
-          Tujuan institusuional adalah untuk setiap lembaga tingkatan pendidikan seperti tujian SD,SLTP,SLTA
-          Tujuan kurikuler ialah tujuan untuk setiap bidang studi seperti tujuan mata pelajaran b.indonesia,PMP,PSPB,IPA.
-          Tujuan instruksional ialah tujuan setiap pokok bahasan,sebagai contoh pada bidang studi keterampilan ,murit dapat mrnjelaskan cara mengelola tanah.
d.      Prinsip kontinuitas
GBHN menyatakan pendidikan adalah proses yang berlangsung seumur hidup.Kurikulum pendidikan dasar disusun agar lulusanya disamping siap untuk berkembang menjadi anggota masyarakat juga siap berkembang mengikuti pendidikan tingkat pertama.
 Kurikulum pendidikan dasar disusun agar lulusannya, disamping siap untuk berkembang menjadi anggota masyarakat, juga siap mengikuti pendidikan tingkat pertama.
Pelasksanaan prinsip ini mengharuskan guru untuk memahami hubungan secara herarki antara satuan  pelajaran.
e.       Prinsip pendidikan seumur hidup
Pendidikan yang diterima anak di sekolah memberikan dasar/ bekal untuk belajar sehumur hidup , sehingga memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan,keterampilan,serta pengembangan potensi-potensi nya sesuai dengan kebutuhan kehidupan.
  • ·         KURIKULUM 1984
Kurikulum ini banyak dipengharuhi oleh aliran psikologi Humanistik, yang memandang anak didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari sendiri, menjelajah dan meneliti lingkungannya. Oleh sebab itu kurikulum 1984 menggunakan pendekatan proses, disampin g tetap menggunakan orientasi pada tujuan. Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Learning (SAL). Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980 -1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta — sekarang Universitas Negeri Jakarta — periode 1984-1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.
Salah satu upaya perbaikan dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah dilakukan melalui perbaikan kurikulum pendidikan dasar dan menengah dalam lingkungan Departemen P dan K
            Karakteristik kurikulum 1984
a.       Landasan pengembangan
1.      Nilai dasar sebagai landasan pengembangan kurikulum ini adalah pancasila dan UUD 1945.
2.      Fakta empiris dapat dicari dari sumber ketentuan yang berlaku ( GBHN ),hasil penelitian dan pengembangan serta hasil penilaian kurikulum.
3.      Segi teoritis berarti pengembangan kurikulum perlu mempertimbangkan adanya perkembangan ,teori teori ilmu pengetahuan dan teknologi.
b.      Prinsip pengembangan
1.      Prinsip elevansi mengacu pada upaya penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan anak dan lingkungan.
2.      Pendekatan pengembangan mengharuskan adanya penilaian kurikulum perlu dilakukan secara terus-menerus.
3.      Perkembangan masyarakat,ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan dan berubah
4.      Pengembangan kurikulum mendasarkan diri pada suatu prinsip keluesan,mengingat situasi ,kondisi dan kebutuhan yang berbeda-beda.
5.      Guna tercapainya tujuan secara tepat digunakan prinsip efektifitas.
c.       Kegiatan kurikulum
1.      Kegiatan intrakurikuler
2.      Kegiatan sekolah korikuler
3.      Kegiatan ekstrakurikuler
d.      Pendekatan dalam proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar adalah pendekatan keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk belajar sisw aktif ( CBSA ).Pada dasarnya  pendekatan ini memberikan dasar penekanan yang sama beratnya bagi proses belajar dengan hasil belajar.
     Kegiatan proses terdiri dari pengamatan, menghitung, mengukur, mengklasifikasikan, hubungan ruang dan waktu, dll.
e.       Sistim penilaian
Sistim penilaian dalam kurikulum 1984 bukan hanya menitikberatkan pada penilaian hasil belajar tetapi di terapkan juga penilaian pada pross belajar.
f.       Sistim kredit
Sistim kredit berfungsi sebagai
·         Pengukur beban siswa yaitu
·         Pencerminan dari perolehan tentang pengetahuan atau keterampilan tertentu
·         Pengakuan atas penyelesaian suatu program studi pada tingkat semester,tingkat kelas, atau tingkat sekolah.
  • ·         KURIKULUM 1994
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasana pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang -Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sis tem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Terdapat ciri -ciri yang menonjol dari pembe rlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masya rakat sekitar. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa. Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut:
1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.
2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari. Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
  • ·         KURIKULUM SUPLEMEN
            Suplement GBPP kurikulum 1994 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari GBPP kurikulum 1994 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari GBPP kurikulum 1994,supplement tersebut mencakup semua  mata pelajaran untuk satuan pendidikanSD,SLTP,SMU yang mulai di implementasikan pada awal tahun pelajaran 1999/2000.
Tujuan kurikulum supplement adalah
·         meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran
·         meningkatkan hasil belajar siswa.

  • ·         KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)
Kurikukum yang dikembangkan saat ini diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi. Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan. Competency Based Education is education geared toward prepa ring indivisuals to perform identified competencies. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman pembelajaran. Sejalan dengan visi pendidikan yang mengarahkan pada dua pengembangan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa datang, maka pendidikan di sekolah dititipi seperangkat misi dalam bentuk paket-paket kompetensi.
Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik se cara individual maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar ( learning outcomes) dan keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
  • ·         KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang –Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2006/2007 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing -masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.

6. SISTIM PERSEKOLAHAN
1 . SD pamong
     Proyek ini merupakan pendidikan bersama antara pemerintah Indonesia dan innotechPamong singkatan dari pendidikan anak oleh masyarakat ,orang tua,dan guru proyek ini di ujicobakan di  tingkat sekolah . Tujuan proyek pamong adalah untuk menentunkan alternative sistim penyampaian pendidikan dasar yang bersifat efektif,ekonomis,dan merata yang sesuai dengan kondisi kebanyakan daerah Indonesia. Maka dari itulah sistim pamong ini anak-anak dapat belajar sendidri dengan bimbingan tutor atau anggota masyarakat serta bimbingan orang tua.
2 . SD kecil
            SD kecil ini memiliki cirri-ciri :
·         kelas yang ada lebih sedikit dari SD biasa
·         jumlah murid lebih kecil 20-30 orang
·         Jumlah guru sedikit
·         Pendekatan belajar meliputi belajar sendiri yaitu mempelajari modul,berkelompok dan klasial
·         Murid yang pandai di jadikan tutor untuk mengajar murid-murid.
3 . SMP Terbuka
             SMP terbuka adalah sekolah menengah umum tingkatpertama yang kegiatan belajarnya sebagian besar di selenggarakan di luar gedung sekolah dengan cara penyampaian pelajaran melalui berbagai media,dan interaksi yang terbatas antara guru dan murit.
Latar belakang berdirinya SMP terbuka adalah:
·         Kekurangan fasilitas
·         Tenaga pendidikan yang tidak cukup
·         Dalam rangka pemerataan pendidikan

4 . Proyek Perintis Sekolah Pembangunan
            Pada mulanya proyek ini dimasudkan untuk mencoba bentuk sistim persekolahan yang komprehensif dengan nama sekolah Pembangunan.Selain itu secara umum kerangka sistim pendidikan ini di gariskan dalam surat keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan No 0172 tahun 1974.

5 . Universitas Terbuka
            Universitas terbuka merupakan lembaga pendidikan tinggi yang menerapkan sistim belajar jarak jauh .Tujuan utamanya adalah meningkatkan partisipasi perguruan tinggi dari 5 % menjadi 8,2%.Gagasan pemerintah untuk menyelenggarakan UT didasarkan kepada keinginan untuk memperluasv kesempatan memperoleh pendidikan tinggi bagi seluruh masyarakat dan meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan pada lembaga pendidikan dan perguruan tinggi serta tenaga-tenaga dalam bidang lain.Oleh karena itu UT menggunakan cara yang lebih terbuka yaitu mengutamakan penerapan sisti belajar jarak jauh.

6 . Sekolah Unggul
            Sekolah unggul yaitu  sekolah yang di kembangkan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran pendidikanya.Sekolah unggul menjadi topik yang hangat ,karena menjadi kebijakan yang di masudkan untuk mencari jalan pintas dalam mempersiapkan penyediaan tenaga kerja yang handal yang mempunyai kemampuan bersaing yang tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional.
Karakteristik Sekolah Unggul :
·         Layanan khusus diberikan lebih intensif
·         Anak- anak merupakan asset bangsa yang mampu merespon tantangan persaingan global

7 . Pendidikan Pesantren
a. Arti pesantren
Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional islam untuk mempelajari,memahami,menghayati dan mengamalkan ajaran islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
b.  Tujuan
Tujuan pesantren ini adalah untuk menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan,berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat yaitu menjadi pelayanan masyarakat sebagaimana kepribadian nabi muhamad,mampu berdiri sendiri,bebas dan teguh dalam kepribadian ,menyebarkan agama atau menrgakkan islam dan menciptakan ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia.
c. Unsur-unsur pesantren
·         Pelaku
·         Sarana perangkat keras
·         Sarana perangkat lunak
d. Fungsi
Berfungsi sebagai lembaga pendidikan, lembaga social, dan lembaga penyiaran agama

7. INOVASI DALAM PENDEKATAN BELAJAR MENGAJAR 

  •  ·        Pengertian Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan suatu pemaknaan terhadap proses pembelajaran yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori pebelajaran modern yang berlandaskan pada inovasi pembelajaran. Seperti teori belajar konstruktifis dan teori lainnya. Dari segi definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional).



  • ·         Karakteristik Pembelajaran Inovatif
·         Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dapat memberikan manfaat atau keuntungan, bagi penerimanya, yang dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, prestise sosial, kenyamanan, kepuasaan dan lainnya
·         Konfirmanilitas/Kompatibel (Compatibility), ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (value), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima.
·         Kompleksitas (complexity), ialah tingkat kesukaran atau kerumitan untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.
·         Trialabilitas (Trialability), ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
·         Dapat diamati (Observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat. Adapun beberapa kemampuan bidang yang dapat diamati, diantaranya : manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media pembelajaran, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum,dll.



  • ·         Model-model Pembelajaran Inovatif
·         Model Examples Non Examples
Contoh dapat dari Kasus/Gambar yang Relevan dengan Kompetensi Dasar.
Langkah-langkah :
*Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
*Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/In Focus
*Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk  memperhatikan/menganalisa gambar
*Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
*Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
*Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
*Kesimpulan.

·         Picture And Picture
Langkah-langkah :
*Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
*Menyajikan materi sebagai pengantar
*Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
*Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
*Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
*Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
*Kesimpulan/rangkuman.

·         Numbered Heads Together
Langkah-langkah :
*Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
*Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
*Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
*Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
*Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
*Kesimpulan.

·         Cooperative Script
Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
*Guru membagi siswa untuk berpasangan
*Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
*Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
*Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar :
    (a)Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
    (b)Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
*Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya
*Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru
*Penutup.

·         Kepala Bernomor Struktur
Langkah-langkah :
*Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
*Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
*Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
*Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
*Kesimpulan.

·         Student Teams-Achievement Divisions (Stad)/Tim Siswa Kelompok Prestasi (Slavin, 1995)
Langkah-langkah :
*Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
*Guru menyajikan pelajaran
*Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
*Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
*Memberi evaluasi
*Kesimpulan.

·         Jigsaw (Model Tim Ahli)/(Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Langkah-langkah :
*Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
*Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
*Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
*Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
*Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
*Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
*Guru memberi evaluasi
*Penutup.

·         Problem Based Instruction (PBI)/(Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
Langkah-langkah :
*Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. *Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
*Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
*Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
*Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
*Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

·         Artikulasi
Langkah-langkah :
*Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
*Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
*Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
*Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
*Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
*Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
*Kesimpulan/penutup.

·         Mind Mapping
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
*Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
*Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
*Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
*Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
*Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
*Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

·         Make – A Match (Mencari Pasangan) (Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
*Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
*Setiap siswa mendapat satu buah kartu
*Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
*Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
*Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
*Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
*Demikian seterusnya
*Kesimpulan/penutup

·         Think Pair And Share (Frank Lyman, 1985)
Langkah-langkah :
*Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
*Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
*Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
*Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
*Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
*Guru memberi kesimpulan
*Penutup


·         Debat
Langkah-langkah :
*Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
*Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
*Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
*Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
*Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
*Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang diinginkan.



  • ·         Pentingnya Pembelajaran Inovatif
Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dilakukan oleh guru. Dengan adanya inovasi pembelajaran maka kita sebagai calon guru sebaiknya dapat belajar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggairahkan, dinamis, penuh semangat, dan penuh tantangan. Suasana pembelajaran seperti itu dapat mempermudah peserta didik dalam memperoleh ilmu dan guru juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur yang hakiki pada peserta didik untuk menuju tercapainya tujuan pembelajaran.


  • Inovasi dalam belajar mengajar
 1 . Belajar Tuntas
a.      Pengertian
Belajar tuntas`adalah suatu cara dalam proses belajar yang menuntut siswa untuk menguasai materi pelajaran secara tuntas dengan hasil yang memuaskan.
b.      Tujuan
Tujuannya adalah agar siswa mendapat kesepatan untuk mencapai angka tertinggi dengan menguasai bahan pelajaran secara tuntas.

2 . Cara Belajar Siswa Aktif

a.       Pengertian
Cara belajar siswa aktif adalah suatu cara atau usaha mempertinggi atau mengoptimalkan kegiatan siswa dalam proses belajar.Dengan demikian CBSA menuntut keaktifan belajar siswa yang obtimal sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
b.      Tujuan
 CBSA ini bertujuan agar siswa aktif dalam proses belajar ,sehingga mampu untuk mengubah perilaku secara efektif dan efisien.

3 . Keterampilan Proses
             Keterampilan proses yaitu suatu pendekatan yang mengacu kepada bagaimana siswa belajar dan apa yang ia pelajari.Pada dasarnya keterampilan proses ini sama dengan CBSA yang terlihat pada pelaksanaan yang menuntut keaktifan siswa, namaun pada keterampilan proses ini lebih di tekankan pada proses berfikir sendiri dengan keterampilan masing-masing siswa.Yang paing penting bagaimana proses untuk pencapaian tujuan itu dilakukan oleh siswa terlepas dari hasil yang diperoleh.

8. CONTOH INOVASI DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI


Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yanh inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan.Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing global. Untuk itu ada 5 (lima) teknologi yang dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik yaitu :
1. Sistem berpikir
Setiap berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap metode di dunia pendidikan.Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum.
2. Desain sistem
Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangin system yang baru.Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang memungkinkan harapan.Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system yanag baru dan suatu strategi utnuk peubahan.
3.   Kualitas Pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi suatu prosuk atau jasa/layanan yang sesuai harapan dan pelanggan.Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam inovasi pendidikan/sekolah.
4.   Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energy kreatif kea rah positif. Dapat juga diartikan system pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen inovasi tentunya dengan berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Control)
5.   Teknologi Pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu peralatan pelajar elektronik (computer, multimedia, internet dan telekomunikasi) dan pembelajaran yang di desain, metode dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi pembelajaran adalah system pemikiran yang berlaku untuk insruksi dan belajar.
Kelima teknologi tersebut suatu keterpaduan untuk menuju inovasi pendidikan sehingga dalam pemecahan masalah pendidikan perlu kombinasi peralatan/alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual untuk perunbahan yang efektif.

Menurut Davies (1972) ada tiga macam-macam teknologi pendidikan yaitu:
a. Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras seperti proyektor, laboratium, computer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik lainnya).  Teknologi kini dapat mengotomatiskan proses belajar mengajar dengan alat yang memancarkan, memperkuat suara, mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli materialyang menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah yang besar. Jadi teknologi satu ini efektif dan efisien.
b. Teknologi pendidkan dua mengacu pada “perangkat lunak” yaitu menekankan pentingnya bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali dalam kurikulum, dalam mengembangkan instruksional, metodelogi pengajaran dan evaluasi.Jadi teknologi dua yang sekarang bermanfaat menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui pada pengalaman, bermanfaat pada pengalaman belajar.Mesin dan mekanisme dipandang sebagai instrument presentasi atau transmisi.
c. Teknologi ketiga yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu “perangkat keras” dan “perangkat lunak”. Teknologi pendidikan tiga, orientasi utamanya yaitu kea rah pendekatan system dan sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar. Teknologi pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah, titik beratnya dalam orientasi diagnostic yang menarik.
Dari ketiga macam teknologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum dijadikan persepsi yang benar, namun juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya (perangkat keras dan lunak).

Demikian, semoga bermanfaat
ssf_ 


·        


4 komentar: