PENGANTAR
PENDIDIKAN
UPAYA PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN NASIONAL
1.
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Pembaharuan program dan
pengelolaan pendidikan secara eksplisit dicantumkan pada UU pokok pendidikan
terbaru (UU No. 20 Tahun 2003
tentang Standar Nasional Pendidikan). (Tim, 2008). Pengelolahan pendidikan
berawal dari inovasi pendidikan. Inovasi pendidikan adalah suatu ide , barang,
metode, yang dirasakan atau di amati orang(masyarakat), baik berupa hasil
inverse (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan
untukmencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
Tujuan
inovasi pendidikan adalah meningkatkan efesiensi, relevansi, kualitas dan
efektivitas : sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya, dengan
hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kreteria kebutuhan perserta didik,
masyarakat dan pembangunan), dengan menggunakan sumber tenaga,
uang alat,dan dan waktu dalam jumlah sekecil-kecilnya. (Burhanuddin, 2010)
2. GURU DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN
Pembaharuan tenaga pendidikan antara lain pada
peningkatan kualifikasinya. Dewasa ini tenaga kependidikan yang berstatus
guru/dosen harus keluaran pendidikan tinggi. Untuk menjadi guru SD minimal
harus memiliki kualifikasi D II PGSD yaitu SPG/SGO lama yang telah
diintegrasikan ke universitas yang merupakan proses diploma non gelar (SO).
Dengan pembaharuan seperti ini maka untuk mengajar di SLTP minimal D III, di
SLTA tentu harus S1 (program gelar) dan untuk menjadi dosen syarat minimalnya
harus dikualifikasi S2 (master). (Tim, 2008)
3.
DANA PENDIDIKAN
Kebutuhan dana untuk penyelenggaraan
pendidikan kelihatannya semakin meningkat, karena biaya pendidikan semakin
mahal. Keadaan seperti ini logis saja, karena pembaharuan-pembaharuan yang
dilakukan butuh dana baru atau tambahan terhadap alokasi dana sebelumnya. Hal
ini berkaitan pula dengan nilai mata uang. Tingkat implasi yang semakin tinggi
memerlukan penyesuaian di bidang pendanaan tersebut. (Tim, 2008)
4. PENDIDIKAN NONFORMAL
- · Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
- · Sasaran
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat.
- · Fungsi
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan
potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta pengenmbangan sikap dan kepribadian profesional.
- · Jenis
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan
dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket
C, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus,
lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, sanggar,
dan lain sebagainya, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik.
- · Satuan pendidikan penyelenggara
- Taman kanak-kanak (TK)
- Raudatul Athfal (RA)
- Taman Pendidikan Al-Qur'an
- Kelompok bermain (KB)
- Taman bermain anak (TBA)
- Lembaga kursus
- Sanggar
- Lembaga pelatihan
- Kelompok belajar
- Pusat kegiatan belajar masyarakat
- Majelis taklim
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi
masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup,
dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha
mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
5.
KURIKULUM
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum
adalah perangkat atau rencana yang disusun untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dalam hal ini, kurikulum mencakup dua aspek, yaitu aspek kesatuan nasional dan
aspek local. (Hartoto, 2008)
Berikut ini adalah usaha pembaharuan kurikulum di Indonesia dari awal
hingga sekarang.
- · KURIKULUM 1968
`Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat p olitis:
mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama.
Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan
pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Kurikulum 1968
disebut sebagai kurikulum bulat, artinya hanya memuat mata pelajaran
pokok-pokok saja. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan
dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang
tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.
·
KURIKULUM 1975
Kurikulum 1975 disetujui oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan untuk secara nasional dilaksanakan bertahap mulai
tahun pengajaran 1976 dengan catatan, bahwa bagi sekolah-sekolah yang menurut
penilaian kepala perwakilan telah mampu, diperkenankan melaksanakannya mulai
tahun 1975 .
Kurikulum 1975 memiliki ciri -ciri khusus sebagai berikut:
1) Menganut pendekatan yang berorientasi pada
tujuan. Setiap guru harus mengetahui dengan jelas tujuan yang harus dicapai
oleh setiap murid di dalam menyusun rencana kegiatan belajar -mengajar dan
membimbing murid untuk melaksanakan rencana tersebut.
2) Menganut pendekatan yang integratif, dalam
arti setiap pelajaran dan bidang pelajaran memiliki arti dan peranan yang
menunjang tercapainya tujuan yang lebih akhir.
3) Pendidikan Moral Pancasila dalam kurikulum
1975 bukan hanya dibebankan kepada bidang pelajaran Pendidikan Moral Pancasila
di dalam pencapaiannya, melainkan juga kepada bidang pelajaran ilmu pengetahuan
sosial dan pendidikan agama.
4) Kurikulum 1975 menekankan pada efisiensi
dan efektivitas pengguna dana, daya dan waktu yang tersedia.
5) Mengharuskan guru untuk menggunakan teknik
penyusunan program pengajaran yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI).
6) Organisasi pelajaran meliputi bidang
-bidang studi: agama, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan sosial, kesenian,
olahraga dan kesehatan, keterampilan , disamping Pendidikan Moral Pancasila dan
integrasi pelajaran pelajaran yang sekelompok.
7) Pendekatan dalam strategi pembelajaran
memandang situasi belajar-mengajar sebagai suatu sistem yang meliputi komponen -komponen
tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, alat pembelajaran, alat evaluasi, dan
metode pembelajaran.
8) Sistem Evaluasi, dilakukan penilaian
murid-murid pada setiap akhir satuan pembelajaran terkecil dan memperhitungkan
nilai -nilai yang dicapai muridmurid pada setiap akhir satuan pembelajaran.
Dalam penyusunan kurikulum 1975 ini menggunakan beberapa prinsip yaitu
a. Prinsip
Fleksibilitas program
Penyelenggaraan pendidikan keterampilan pada
setiap program harus mengingat factor- factor ekosistem dan kemampuan
pemerintah untuk menyediakan dana bagi kelangsungan bidang studi.
b. Prinsip
efisiensi dan efektifitas
Prinsip efisiensi adalah efisiensi dalam
penggunaan waktu,pendaya gunaan dana, dan tenaga secara optimal.Waktu murid-murid
belajar di sekolah hanya 6 jam sehari, maka dari itu hendaklah dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya.
c. Prinsip
berorientasi pada tujuan
Hirarki tujuan menurut kurukulum 1975 adalah
-
Tujuan umum ialah tujuan pendidikan nasional
-
Tujuan institusuional adalah untuk setiap lembaga tingkatan pendidikan seperti
tujian SD,SLTP,SLTA
-
Tujuan kurikuler ialah tujuan untuk setiap bidang studi seperti tujuan mata
pelajaran b.indonesia,PMP,PSPB,IPA.
-
Tujuan instruksional ialah tujuan setiap pokok bahasan,sebagai contoh pada
bidang studi keterampilan ,murit dapat mrnjelaskan cara mengelola tanah.
d. Prinsip
kontinuitas
GBHN menyatakan pendidikan adalah proses yang
berlangsung seumur hidup.Kurikulum pendidikan dasar disusun agar lulusanya
disamping siap untuk berkembang menjadi anggota masyarakat juga siap berkembang
mengikuti pendidikan tingkat pertama.
Kurikulum pendidikan dasar disusun agar
lulusannya, disamping siap untuk berkembang menjadi anggota masyarakat, juga
siap mengikuti pendidikan tingkat pertama.
Pelasksanaan prinsip ini mengharuskan guru
untuk memahami hubungan secara herarki antara satuan pelajaran.
e. Prinsip
pendidikan seumur hidup
Pendidikan yang diterima anak di sekolah
memberikan dasar/ bekal untuk belajar sehumur hidup , sehingga memungkinkan
seseorang meningkatkan pengetahuan,keterampilan,serta pengembangan
potensi-potensi nya sesuai dengan kebutuhan kehidupan.
- · KURIKULUM 1984
Kurikulum ini banyak dipengharuhi oleh aliran
psikologi Humanistik, yang memandang anak didik sebagai individu yang dapat dan
mau aktif mencari sendiri, menjelajah dan meneliti lingkungannya. Oleh sebab
itu kurikulum 1984 menggunakan pendekatan proses, disampin g tetap menggunakan
orientasi pada tujuan. Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini
juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active Learning (SAL). Tokoh penting dibalik lahirnya
Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas
periode 1980 -1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta — sekarang Universitas Negeri
Jakarta — periode 1984-1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus
hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan
reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu
menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran
siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak
lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.
Salah satu upaya perbaikan dalam
penyelenggaraan pendidikan disekolah dilakukan melalui perbaikan kurikulum
pendidikan dasar dan menengah dalam lingkungan Departemen P dan K
Karakteristik kurikulum 1984
a.
Landasan pengembangan
1.
Nilai dasar sebagai landasan pengembangan
kurikulum ini adalah pancasila dan UUD 1945.
2.
Fakta empiris dapat dicari dari sumber
ketentuan yang berlaku ( GBHN ),hasil penelitian dan pengembangan serta hasil
penilaian kurikulum.
3.
Segi teoritis berarti pengembangan kurikulum
perlu mempertimbangkan adanya perkembangan ,teori teori ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b. Prinsip
pengembangan
1.
Prinsip elevansi mengacu pada upaya
penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan anak dan lingkungan.
2.
Pendekatan pengembangan mengharuskan adanya
penilaian kurikulum perlu dilakukan secara terus-menerus.
3.
Perkembangan masyarakat,ilmu pengetahuan dan
teknologi berjalan dan berubah
4.
Pengembangan kurikulum mendasarkan diri pada
suatu prinsip keluesan,mengingat situasi ,kondisi dan kebutuhan yang
berbeda-beda.
5.
Guna tercapainya tujuan secara tepat digunakan
prinsip efektifitas.
c.
Kegiatan kurikulum
1.
Kegiatan intrakurikuler
2.
Kegiatan sekolah korikuler
3.
Kegiatan ekstrakurikuler
d. Pendekatan
dalam proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar adalah pendekatan
keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk belajar sisw aktif ( CBSA ).Pada
dasarnya pendekatan ini memberikan dasar penekanan yang sama beratnya
bagi proses belajar dengan hasil belajar.
Kegiatan proses
terdiri dari pengamatan, menghitung, mengukur, mengklasifikasikan, hubungan
ruang dan waktu, dll.
e. Sistim
penilaian
Sistim penilaian dalam kurikulum 1984 bukan
hanya menitikberatkan pada penilaian hasil belajar tetapi di terapkan juga
penilaian pada pross belajar.
f. Sistim
kredit
Sistim kredit berfungsi sebagai
·
Pengukur beban siswa yaitu
·
Pencerminan dari perolehan tentang pengetahuan atau keterampilan tertentu
·
Pengakuan atas penyelesaian suatu program studi pada tingkat semester,tingkat
kelas, atau tingkat sekolah.
- · KURIKULUM 1994
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum
1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi
pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran.
Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasana pendidikan di LPTK (Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses
belajar mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang
salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang
bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa,
sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan
mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan
kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang -Undang no. 2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian
waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sis tem semester ke sistem
caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi
tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima
materi pelajaran cukup banyak. Terdapat ciri -ciri yang menonjol dari pembe
rlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut. Pembagian tahapan
pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan. Pembelajaran di sekolah lebih
menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi
pelajaran/isi).
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang
memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat
mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan
masya rakat sekitar. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan
menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara
mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan
bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka,
dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan. Dalam pengajaran suatu
mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan
perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian
antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang
menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang
abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke
hal yang komplek. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu
dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa. Selama dilaksanakannya kurikulum
1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan
kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai
berikut:
1. Beban belajar siswa terlalu berat karena
banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.
2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar
karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang
bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal
ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut.
Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994.
Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip
penyempurnaan kurikulum, yaitu Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus
sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
- · KURIKULUM SUPLEMEN
Suplement GBPP kurikulum 1994 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari GBPP
kurikulum 1994 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari GBPP kurikulum 1994,supplement
tersebut mencakup semua mata pelajaran untuk satuan pendidikanSD,SLTP,SMU
yang mulai di implementasikan pada awal tahun pelajaran 1999/2000.
Tujuan kurikulum supplement adalah
·
meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran
·
meningkatkan hasil belajar siswa.
- · KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)
Kurikukum yang dikembangkan saat ini diberi
nama Kurikulum Berbasis Kompetensi. Pendidikan berbasis kompetensi
menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi)
tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan.
Competency Based Education is education geared toward prepa ring indivisuals to
perform identified competencies. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan
mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi
yang telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum
berbasis kompetensi sebagai pedoman pembelajaran. Sejalan dengan visi
pendidikan yang mengarahkan pada dua pengembangan, yaitu untuk memenuhi
kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa datang, maka pendidikan di sekolah
dititipi seperangkat misi dalam bentuk paket-paket kompetensi.
Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi
siswa baik se cara individual maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar ( learning
outcomes) dan keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan dan metode yang bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi
juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil
belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
- · KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP secara yuridis
diamanatkan oleh Undang –Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun
ajaran 2006/2007 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing -masing Nomor 22 Tahun
2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan
oleh BSNP.
6. SISTIM PERSEKOLAHAN
1 . SD pamong
Proyek ini merupakan
pendidikan bersama antara pemerintah Indonesia dan innotechPamong singkatan
dari pendidikan anak oleh masyarakat ,orang tua,dan guru proyek ini di
ujicobakan di tingkat sekolah . Tujuan proyek pamong adalah untuk
menentunkan alternative sistim penyampaian pendidikan dasar yang bersifat
efektif,ekonomis,dan merata yang sesuai dengan kondisi kebanyakan daerah
Indonesia. Maka dari itulah sistim pamong ini anak-anak dapat belajar sendidri
dengan bimbingan tutor atau anggota masyarakat serta bimbingan orang tua.
2 . SD kecil
SD kecil ini memiliki cirri-ciri :
·
kelas yang ada lebih sedikit dari SD biasa
·
jumlah murid lebih kecil 20-30 orang
·
Jumlah guru sedikit
·
Pendekatan belajar meliputi belajar sendiri yaitu mempelajari modul,berkelompok
dan klasial
·
Murid yang pandai di jadikan tutor untuk mengajar murid-murid.
3 . SMP Terbuka
SMP terbuka adalah sekolah menengah umum tingkatpertama yang kegiatan
belajarnya sebagian besar di selenggarakan di luar gedung sekolah dengan cara
penyampaian pelajaran melalui berbagai media,dan interaksi yang terbatas antara
guru dan murit.
Latar belakang berdirinya SMP terbuka adalah:
·
Kekurangan fasilitas
·
Tenaga pendidikan yang tidak cukup
·
Dalam rangka pemerataan pendidikan
4 . Proyek Perintis Sekolah Pembangunan
Pada mulanya proyek ini dimasudkan untuk mencoba bentuk sistim persekolahan yang
komprehensif dengan nama sekolah Pembangunan.Selain itu secara umum kerangka
sistim pendidikan ini di gariskan dalam surat keputusan mentri pendidikan dan
kebudayaan No 0172 tahun 1974.
5 . Universitas Terbuka
Universitas terbuka merupakan lembaga pendidikan tinggi yang menerapkan sistim
belajar jarak jauh .Tujuan utamanya adalah meningkatkan partisipasi perguruan
tinggi dari 5 % menjadi 8,2%.Gagasan pemerintah untuk menyelenggarakan UT
didasarkan kepada keinginan untuk memperluasv kesempatan memperoleh pendidikan
tinggi bagi seluruh masyarakat dan meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan
pada lembaga pendidikan dan perguruan tinggi serta tenaga-tenaga dalam bidang
lain.Oleh karena itu UT menggunakan cara yang lebih terbuka yaitu mengutamakan
penerapan sisti belajar jarak jauh.
6 . Sekolah Unggul
Sekolah unggul yaitu sekolah yang di kembangkan untuk mencapai keunggulan
dalam keluaran pendidikanya.Sekolah unggul menjadi topik yang hangat ,karena menjadi
kebijakan yang di masudkan untuk mencari jalan pintas dalam mempersiapkan
penyediaan tenaga kerja yang handal yang mempunyai kemampuan bersaing yang
tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional.
Karakteristik Sekolah Unggul :
·
Layanan khusus diberikan lebih intensif
·
Anak- anak merupakan asset bangsa yang mampu merespon tantangan persaingan
global
7 . Pendidikan Pesantren
a. Arti pesantren
Pesantren adalah lembaga pendidikan
tradisional islam untuk mempelajari,memahami,menghayati dan mengamalkan ajaran
islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku
sehari-hari.
b. Tujuan
Tujuan pesantren ini adalah untuk menciptakan
dan mengembangkan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan,berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat dengan jalan
menjadi kawula atau abdi masyarakat yaitu menjadi pelayanan masyarakat
sebagaimana kepribadian nabi muhamad,mampu berdiri sendiri,bebas dan teguh
dalam kepribadian ,menyebarkan agama atau menrgakkan islam dan menciptakan ilmu
dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia.
c. Unsur-unsur pesantren
·
Pelaku
·
Sarana perangkat keras
·
Sarana perangkat lunak
d. Fungsi
Berfungsi sebagai lembaga pendidikan, lembaga
social, dan lembaga penyiaran agama
7. INOVASI DALAM PENDEKATAN BELAJAR MENGAJAR
- · Pengertian Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran
inovatif merupakan suatu pemaknaan terhadap proses pembelajaran yang bersifat
komprehensif yang berkaitan dengan berbagai teori pebelajaran modern yang
berlandaskan pada inovasi pembelajaran. Seperti teori belajar konstruktifis dan
teori lainnya. Dari segi definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan
pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional).
- · Karakteristik Pembelajaran Inovatif
· Keunggulan relatif, yaitu sejauh
mana inovasi dapat memberikan manfaat atau keuntungan, bagi penerimanya, yang
dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, prestise sosial, kenyamanan,
kepuasaan dan lainnya
· Konfirmanilitas/Kompatibel (Compatibility),
ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (value), pengalaman lalu, dan
kebutuhan dari penerima.
· Kompleksitas (complexity), ialah
tingkat kesukaran atau kerumitan untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi
penerima.
· Trialabilitas (Trialability), ialah
dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
· Dapat diamati (Observability) ialah
mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah
diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat. Adapun beberapa kemampuan
bidang yang dapat diamati, diantaranya : manajemen pendidikan, metodologi
pengajaran, media pembelajaran, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi
kurikulum,dll.
- · Model-model Pembelajaran Inovatif
· Model Examples Non Examples
Contoh dapat dari Kasus/Gambar yang Relevan dengan
Kompetensi Dasar.
Langkah-langkah :
*Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
*Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui
OHP/In Focus
*Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa
untuk memperhatikan/menganalisa gambar
*Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi
dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
*Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
*Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
*Kesimpulan.
· Picture And Picture
Langkah-langkah :
*Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
*Menyajikan materi sebagai pengantar
*Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi
*Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
*Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar
tersebut
*Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
*Kesimpulan/rangkuman.
· Numbered Heads Together
Langkah-langkah :
*Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor
*Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya
*Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
*Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang
dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
*Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk
nomor yang lain
*Kesimpulan.
· Cooperative Script
Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan
bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang
dipelajari
Langkah-langkah :
*Guru membagi siswa untuk berpasangan
*Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan
membuat ringkasan
*Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
*Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar :
(a)Menyimak/mengoreksi/menunjukkan
ide-ide pokok yang kurang lengkap
(b)Membantu
mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya
*Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya
*Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru
*Penutup.
· Kepala Bernomor Struktur
Langkah-langkah :
*Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor
*Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan
terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat
soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil
pekerjaan dan seterusnya
*Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok.
Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa
bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang
sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
*Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
*Kesimpulan.
· Student Teams-Achievement Divisions
(Stad)/Tim Siswa Kelompok Prestasi (Slavin, 1995)
Langkah-langkah :
*Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
*Guru menyajikan pelajaran
*Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
*Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada
saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
*Memberi evaluasi
*Kesimpulan.
· Jigsaw (Model Tim Ahli)/(Aronson,
Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Langkah-langkah :
*Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
*Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
*Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
*Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari
bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka
*Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota
kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang
sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan
sungguh-sungguh
*Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
*Guru memberi evaluasi
*Penutup.
· Problem Based Instruction
(PBI)/(Pembelajaran Berdasarkan Masalah)
Langkah-langkah :
*Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik
yang dibutuhkan. *Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilih.
*Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik,
tugas, jadwal, dll.)
*Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
*Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
*Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
· Artikulasi
Langkah-langkah :
*Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
*Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
*Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok
berpasangan dua orang
*Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang
baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan
kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
*Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan
hasil wawancaranya
*Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya
belum dipahami siswa
*Kesimpulan/penutup.
· Mind Mapping
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau
untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
*Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
*Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi
oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
*Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
*Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban
hasil diskusi
*Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil
diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
*Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan
atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
· Make – A Match (Mencari Pasangan)
(Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah :
*Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban
*Setiap siswa mendapat satu buah kartu
*Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
*Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya (soal jawaban)
*Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin
*Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
*Demikian seterusnya
*Kesimpulan/penutup
· Think Pair And Share (Frank Lyman,
1985)
Langkah-langkah :
*Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai
*Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan
yang disampaikan guru
*Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok
2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
*Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya
*Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada
pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
*Guru memberi kesimpulan
*Penutup
· Debat
Langkah-langkah :
*Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg
lainnya kontra
*Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan
didebatkan oleh kedua kelompok diatas
*Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu
anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh
kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa
mengemukakan pendapatnya.
*Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis guru
menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah
ide yang diharapkan guru terpenuhi
*Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
*Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa
membuat kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang diinginkan.
- · Pentingnya Pembelajaran Inovatif
Inovasi
pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dilakukan oleh guru.
Dengan adanya inovasi pembelajaran maka kita sebagai calon guru sebaiknya dapat
belajar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggairahkan, dinamis,
penuh semangat, dan penuh tantangan. Suasana pembelajaran seperti itu dapat
mempermudah peserta didik dalam memperoleh ilmu dan guru juga dapat menanamkan
nilai-nilai luhur yang hakiki pada peserta didik untuk menuju tercapainya
tujuan pembelajaran.
- Inovasi dalam belajar mengajar
1 .
Belajar Tuntas
a. Pengertian
Belajar tuntas`adalah suatu cara dalam proses belajar yang
menuntut siswa untuk menguasai materi pelajaran secara tuntas dengan hasil yang
memuaskan.
b. Tujuan
Tujuannya adalah agar siswa mendapat kesepatan untuk
mencapai angka tertinggi dengan menguasai bahan pelajaran secara tuntas.
2 .
Cara Belajar Siswa Aktif
a.
Pengertian
Cara belajar siswa aktif adalah suatu cara atau usaha
mempertinggi atau mengoptimalkan kegiatan siswa dalam proses belajar.Dengan
demikian CBSA menuntut keaktifan belajar siswa yang obtimal sehingga dapat
mencapai hasil yang optimal.
b. Tujuan
CBSA ini bertujuan agar siswa aktif dalam proses
belajar ,sehingga mampu untuk mengubah perilaku secara efektif dan efisien.
3 .
Keterampilan Proses
Keterampilan proses yaitu suatu pendekatan yang mengacu kepada bagaimana siswa
belajar dan apa yang ia pelajari.Pada dasarnya keterampilan proses ini sama
dengan CBSA yang terlihat pada pelaksanaan yang menuntut keaktifan siswa,
namaun pada keterampilan proses ini lebih di tekankan pada proses berfikir
sendiri dengan keterampilan masing-masing siswa.Yang paing penting bagaimana
proses untuk pencapaian tujuan itu dilakukan oleh siswa terlepas dari hasil
yang diperoleh.
8. CONTOH INOVASI DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI
Dalam inovasi pendidikan tidak bisa
lepas dengan masalah revolusi metode, kurikulum yanh inovatif, teknologi serta
SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan daya cipta dan hasil sekolah sebagai
bentuk perubahan pendidikan.Sekolah harus mempunyai orientasi bisnis pelanggan
yang memiliki daya saing global. Untuk itu ada 5 (lima) teknologi yang dapat
menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik yaitu :
1. Sistem berpikir
Setiap berpikir menjadikan kita
untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap metode di dunia pendidikan.Hal ini
untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa
sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang
pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep sistem yang umum.
2. Desain sistem
Desain sistem adalah teknologi
merancang dan membangin system yang baru.Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan yang cepat yang memungkinkan harapan.Desain sistem memberi kita
peralatan untuk menciptakan suatu system yanag baru dan suatu strategi utnuk
peubahan.
3. Kualitas Pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan
merupakan teknologi yang memproduksi suatu prosuk atau jasa/layanan yang sesuai
harapan dan pelanggan.Ilmu pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang
sangat berharga dalam inovasi pendidikan/sekolah.
4. Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu
cara untuk memandu energy kreatif kea rah positif. Dapat juga diartikan system
pemikiran yang berlaku untuk aspek manajemen inovasi tentunya dengan
berorientasi pada POAC (Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Control)
5. Teknologi
Pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu
peralatan pelajar elektronik (computer, multimedia, internet dan
telekomunikasi) dan pembelajaran yang di desain, metode dan strateginya
diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif. Pelajaran
elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi teknologi
pembelajaran adalah system pemikiran yang berlaku untuk insruksi dan belajar.
Kelima teknologi tersebut suatu
keterpaduan untuk menuju inovasi pendidikan sehingga dalam pemecahan masalah
pendidikan perlu kombinasi peralatan/alat elektronik, orang-orang, proses,
manajemen, intelektual untuk perunbahan yang efektif.
Menurut Davies (1972) ada tiga
macam-macam teknologi pendidikan yaitu:
a. Teknologi pendidikan satu yaitu
mengarah pada perangkat keras seperti proyektor, laboratium, computer (CD ROM,
LCD, TV, Video dan alat elektronik lainnya). Teknologi kini dapat
mengotomatiskan proses belajar mengajar dengan alat yang memancarkan,
memperkuat suara, mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli
materialyang menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah yang besar. Jadi
teknologi satu ini efektif dan efisien.
b. Teknologi pendidkan dua mengacu
pada “perangkat lunak” yaitu menekankan pentingnya bantuan kepada pengajaran.
Terutama sekali dalam kurikulum, dalam mengembangkan instruksional, metodelogi
pengajaran dan evaluasi.Jadi teknologi dua yang sekarang bermanfaat menyediakan
keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui pada pengalaman,
bermanfaat pada pengalaman belajar.Mesin dan mekanisme dipandang sebagai
instrument presentasi atau transmisi.
c. Teknologi ketiga yaitu
kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu “perangkat keras” dan “perangkat
lunak”. Teknologi pendidikan tiga, orientasi utamanya yaitu kea rah pendekatan
system dan sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar.
Teknologi pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah,
titik beratnya dalam orientasi diagnostic yang menarik.
Dari ketiga macam teknologi di atas
dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah
tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum dijadikan
persepsi yang benar, namun juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya
(perangkat keras dan lunak).
Demikian, semoga bermanfaat
ssf_
·
mengapa tidak diberi daftar pustaka?
BalasHapusmaaf jika kurang sopan saya bhertanya?
BalasHapusalangkah baiknya jika di beri daftar pustaka?
sekian terima kasih
BalasHapusSipp
BalasHapus