pengantar pendidikan
PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP
MASYARAKAT MASA DEPAN
Dalam UU-RI No. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah ditetapkan antara lain bahwa
“Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.” Oleh karena itu, di samping dimensi horizontal, pendidikan haruslah
memperhatikan dengan sungguh-sungguh dimensi vertikal, terutama keterkaitan
antara program pendidikan yang dilaksanakan sekarang ini dengan kehidupan
peserta didik di masa depan. Oleh kerena itu, keterkaitan program pendidikan
dengan prognosis masyarakat masa depan perlu mendapat perhatian dengan
semestinya (Hameyer, 1979: 67-68; Sulo Lipu La Sulo, 1990: 28-29).
A.
Perkiraan Masyarakat Masa Depan
Di Indonesia pendidikan nasional
dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Seperti
yang dikemukakan sebelumnya masyarakat Indonesia dan kebudayaan nasional
merupakan Landasan Sistem Pendidikan Nasional. Di sisi lain pendidikan
merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan
setiap masyarakat. Dalam UU No 2 tahun 1989 juga dijelaskan bahwa “ dalam
kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk
menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa.”
Demi pemahaman dan dan karena adanya
saling pengaruh antara pendidikan dan latar sosio – kultural, maka perlu
dikemukakan terlebih dahulu pengertian kebudayaan. Dalam hal ini adalah kebudayaan
dalam arti luas yakni “ keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus
dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya
itu. (koentjaraningrat, 1974: 19 ). Kebudayaan itu dapat :
1. Berwujud ideal yakni ide, gagasan,
nilai – nilai, norma – norma, peraturan dan sebagainya.
2. Berwujud kelakuan yakni kelakuan
berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Berwujud fisik yakni benda – benda hasil karya manusia. (
koentjaraningrat, 1974: 15-22 ).
Berbagai wujud kebudayaan tersebut
selalu mengalami perubahan seiring dengan perubahan masyarakat. Karena
pengertian kebudayaan yang begitu luas seringkali dipecah menjadi unsur – unsur
kebudayaan yang dipandang sebagai unsur – unsur universal dari kebudayaan yakni
:
1. Sistem religi dan upacara
keagamaan.
2. Sistem dan organisasi
kemasyarakatan.
3. Sistem pengetahuan.
4. Bahasa.
5. Kesenian.
6. Sistem mata pencaharian,
7. Sistem teknologi dan peralatan.
Unsur – unsur di atas diurut dari
unsur yang sukar kena pengaruh dari kebudayaan lain sampai yang mudah berubah
atau terpengaruh kebudayaan lain. Perubahan salah satu dari unsur – unsur
tersebut akan berdampak pada keseluruhan unsur – unsur kebudayaan lainnya.
Dewasa ini perkembangan kebudayaan sangat cepat serta meliputi seluruh aspek
kehidupan. Percepatan itu terjadi karena pengaruh dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang cepat itu mempunyai beberapa
karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di
masa depan. Ciri – ciri yang akan dibahas adalah :
1.
Kecenderungan globalisasi yang makin
kuat.
2.
Perkembangan Iptek yang makin cepat.
3.
Perkembangan arus informasi yang
semakin padat dan cepat.
4.
Kebutuhan / tuntutan peningkatan
layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan manusia.
1.
Kecenderungan Globalisasi
Istilah
globalisasi (asal kata: global yang berarti secara umumnya, utuhnya,
kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan-akan tanpa tapal batas
administrasi negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antarbangsa di dunia
semakin besar. Menurut Emil Salim (1990: 8-9) terdapat empat bidang kekuatan
gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni:
a.
Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin depercepat, utamanya
dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit.
b.
Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa
mengenal batas-batas negara. Gejala lain adalah semakin meluasnya perusahaan
multinasional sebagai perusahaan raksasa yang kakinya tetanam kuat di berbagai
negara.
c.
Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai
pertemuan internasional. Sebagai contoh, Indonesia yang memiliki hutan tropis
terbesar di dunia berkewajiban menjaga kelestarian “paru-paru dunia” itu
apabila mau memanfaatkan kekayaan itu untuk kemakmuran rakyatnya.
d.
Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa, termasuk budaya
nasional dan budaya-budaya nusantara. Sebagai contoh, penggunaan antena
parabola memberi peluang masuknya film dan sinetroon langsung ke rumah dan
peristiwa di berbagai penjuru dunia secara langsung dapat dilihat di rumah
setiap orang pada saat ataupun sesaat setelah peristiwa terjadi melalui siaran
langsung televisi.
Di
samping keempat bidang di atas, kecenderungan globalisasi juga nampak dalam
bidang politik, hukum dan hak-hak asasi manusia, paham demokrasi, dan
sebagainya. Sebagai contoh, pelaksanaan pemilihan umum di suatu negara akan
dipantau secara langsung oleh berbagai negara lain dengan mengirim para
peninjau, baik menjelang maupun pada saat pelaksanaan pemungutan suara.
2.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iptek)
Percepatan
perkembangan iptek tersebut menurut Filsafat Ilmu, 1981: 9-15, terkait dengan
landasan:
a)
Ontologis, objek telaahan ialah berupa pengalaman atau segenap wujud yang
dijangkau lewat alat indra telah mengalami perkembangan yang pesat karena
didapatkannya peranti (device) yang membantu alat indra tersebut.
b)
Epistemologis, cara yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu
pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan pesat.
c)
Aksiologis atau untuk apa iptek itu dipergunakan, yang mempersoalkan tentang
penggunaan iptek tersebut secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia.
Terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan iptek, yakni:
(1).
penelitian dasar (basic research);
(2).
penelitian serapan (applied research);
(3).
pengembangan teknologi ( technological development); dan
(4).
penerapan teknologi.
3.
Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah
satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah yang berkaitan dengan informasi
dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi, komputer, dan sebagainya. Seperti
telah dikatakan bahwa kemajuan itu telah mendorong perubahan masyarakat dari
masyarakat industri ke masyarakat informasi.
Seperti
diketahui, proses komunikasi meliputi beberapa unsur dasar, yakni:
a)
sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau perilaku yang diinginkan
oleh pengirim pesan;
b)
penyandian (encoding), yakni pengubahan (penterjemahan) isi pesan ke dalam
bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan;
c)
transmisi (pengiriman) pesan;
d)
saluran;
e)
pembukusandian (decoding) yakni penerjemahan kembali apa yang diterima ke dalam
isi pesan oleh penerima;
f)
reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya; dan
g)
gangguan (hambatan atau noise) yang dapat terjadi pada semua unsur dasar
lainnya.
4.
Peningkatan Layanan Profesional
Salah
satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan
profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Pengertian profesi sendiri
adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu. Adapun profesi
sebagai vokasi (vocation) yang memerlukan teknik dan prosedur kerja yang harus
dipelajari secara sengaja dan dalam jangka waktu tertentu untuk diabdikan
sebagai layanan untuk kemaslahatan orang lain, serta ditandai oleh ketanggapan
yang bijaksana (informed responsiveness) yang didasari oleh filosofi tentang
pekerjaan(Mc Cully, 1969, dari T. Raka Joni, 1981:3).
Howsan, et.al (1976: 7-9) mengemukakan suatu
pandangan historis tentang profesi dengan mengemukakan lima lingkaran
konsentris dari titik tengah berturut-turut:
a)
profesi tertua, yakni hukum, kesehatan, teologi, dan dosen;
b)
profesi baru, yakni arsitektur, insinyur (engineering), dan optomeri;
c)
pekerjaan yang segera diakui sebagai profesi (emergent professions), umpamanya
pekerja sosial yang masih semiprofesional akan segera diakui sebagai
professional, semiprofesional yaitu pekerjaan biasa yang tidak berusaha
memperoleh status profesional.
B.
Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan
Masyarakat
masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima
arus informasi yang padat dan cepat, tentulah memerlukan warga yang mau dan
mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan
situasi baru tersebut. Pendidikan sendiri berkewajiban untuk mempersiapkan
generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang.
Pengembangan
pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah dengan cepat haruslah dilakukan
secara menyeluruh dengan pendekatan sistematis-sistematis. Pendekatan
sistematis adalah pengembangan pendidikan dilakukan secara teratur melalui
perencanaan yang bertahap, sedang sistematik menunjuk pada pendekatan sistem
dalam proses berpikir yang mengaitkan secara fungsional semua aspek dalam
pembaruan pendidikan tersebut harus menyeluruh, mulai pada lapis individual
(Charters dan Jones, 1973).
Keberhasilan
antisipasi terhadap masa depan pada akhirnya ditentukan oleh kualitas manusia
yang dihasilkan oleh pendidikan. Seperti ditetapkannya UU RI No. 2 Tahun 1989
beserta peraturan dan pelaksanaannya maka telah dimantapkan kerangka landasan
pembangunan sektor pendidikan untuk bersama-sama dengan sektor lainnya akan
memberikan dasar yang lebih kuat bagi proses tinggal landas dalam pembangunan
jangka panjang kedua (1994-2019). Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad ke-21 yang
akan datang. Oleh karena itu, kajian selanjutnya adalah:
1.
Tuntutan bagi Manusia Masa Depan
Dalam
penjelasan PP RI No: 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar (yakni Penjelasan
Pasal 3) dikemukakan rincian tujuan-tujuan pendidikan dasar tersebut
(Undang-Undang, 1992: 79-80) sebagai:
a)
pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya
untuk memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan, serta membiasakan diri untuk
berperilaku yang baik;
b)
pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat
sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk memperkuat kesadaran hidup beragama
dalam masyarakat;
c)
pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara sekurang-kurangnya
mencakup upaya untuk menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan
bangsa dan negara;
d)
pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat manusia mencakup
upaya untuk meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
2.
Upaya Mengantisipasi Masa Depan
Dalam
penjelasan UU RI No. 2 Tahun 1989 dikemukakan sebagai berikut:
“Dalam rangka pelaksanaan
pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila di bidang pendidikan, maka
pendidikan nasional mengusahakan:
- pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri;
- pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional tangguh.... (UU No. 24 Tahun 1992).
Oleh
karena itu, kajian tentang upaya mengantisipasi masa depan melalui pendidikan
akan diarahkan pada:
- Perubahan nilai dan sikap
Perubahan nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi
masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan
keseimbangan dan keserasian antara aspek pelestarian dan aspek pembaruan.
Pendidikan harus selalu menjaga secara seimbang pembentukan kemampuan
mempertanyakan, disamping kemampuan menerima dan mempertahankan. Keserasian dan
keselarasan antara pelestarian dan pembaruan nilai dan sikap akan memberi
peluang keberhasilan menjemput masa depan itu.
- Pengembangan kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan
adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas,
termasuk hal-hal yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia. Dewasa ini,
kita tidak mungkin menutup diri terhadap pengaruh kebudayaan lain. Oleh karena
itu, yang dibutuhhkan adalah memperkuat ketahanan budaya, sehingga dapat
memanfaatkan pengaruh positif serta menghindari pengaruh negatif dari
kebudayaan tersebut. Peranan pendidikan merupakan faktor menentukan dalam
membangun dan memperkuat ketahanan budaya tersebut.
- Pengembangan sarana pendidikan
Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak
terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam
bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo mengemukakan lima strategi dasar dalam
era globalisasi tersebut yaitu:
(a).Pendidikan untuk pengembangan iptek dipilih terutama dalam bidang yang
vital. Seperti manufakturing pertanian.
(b). Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk
penguasaan bahasa asing.
(c). Pendidikan untuk pengolahan kependudukan, lingkungan, keluarga
berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup
dan hancurnya sistem pendukung kehidupan manusia.
(d). Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai.
(e). Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan
pelatihan.
demikian, semoga bermanfaat.
~ssf
demikian, semoga bermanfaat.
~ssf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar