POPULASI , JENIS-JENIS
DAN SAMPLING.
A. Pengertian Populasi
Populasi merupakan keseluruhan (universum)
dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya yang menjadi pusat
perhatian dan menjadi sumber data penelitian.
Berikut ini
adalah contoh suatu populasi:
- Populasi Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad)
- Populasi Mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta)
- Populasi Mahasiswa Agroteknologi, Faperta, Unpad
- Populasi Mahasiswa Agroteknologi Angkatan 2009, Faperta, Unpad
- Populasi Mahasiswa Agroteknologi Kelas A, Angkatan 2009, Faperta, Unpad
- Jika yang ingin diteliti adalah sikap konsumen terhadap satu produk tertentu, maka populasinya adalah seluruh konsumen produk tersebut
- Jika yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan “X”, maka populasinya adalah keseluruhan laporan keuangan perusahaan “X” tersebut
- Jika yang diteliti adalah motivasi pegawai di departemen “A” maka populasinya adalah seluruh pegawai di departemen “A”
B.
Jenis-jenis Populasi
Populasi
dapat dibagi berdasarkan keadaan (kompleksitasnya) dan berdasarkan ukurannya.
Populasi
berdasarkan keadaannya
Populasi
Homogen: populasi
dikatakan homogen apabila unsur-unsur dari populasi yang
diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama lainnya.
Karakteristik seperti ini banyak ditemukan di bidang eksakta, misalnya air,
larutan, dsb. Apabila kita ingin mengetahui manis tidaknya secangkir kopi,
cukup dengan mencoba setetes cairan kopi tersebut. Setetes cairan kopi sudah
bisa mewakili kadar gula dari secangkir kopi tersebut.
Populasi
Heterogen: populasi
dikatakan heterogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki
sifat-sifat yang relatif berbeda satu sama lainnya. Karakteristik seperti ini
banyak ditemukan dalam penelitian sosial dan perilaku, yang objeknya manusia
atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat unik dan kompleks.
Misalnya, apabila kita ingin mengetahui rata-rata IQ mahasiswa Unpad angkatan
2009 (berarti rata-rata dari semua Fakultas).
Populasi berdasarkan
ukurannya
Populasi
terhingga: populasi
dikatakan terhingga bilamana anggota populasi dapat diperkirakan atau
diketahui secara pasti jumlahnya, dengan kata lain, jelas batas-batasnya secara
kuantitatif, misalnya:
- Banyaknya Mahasiswa Agroteknologi Kelas A, Angkatan 2009, Faperta, Unpad
- Tinggi penduduk yang ada di kota tertentu
- Panjang ikan di sebuah danau
Populasi tak
hingga: populasi
dikatakan tak hingga bilamana anggota populasinya tidak dapat
diperkirakan atau tidak dapat diketahui jumlahnya, dengan kata lain,
batas-batasnya tidak dapat ditentukan secara kuantitatif, misalnya:
- Air di lautan
- Banyaknya pasir yang ada di Pantai Pangandaran.
- Banyaknya anak yang menderita kekurangan gizi
- Kedalaman suatu danau yang diukur dari berbagai titik
C. Teknik
Pengambilan Sampel (Sampling)
Teknik
pengambilan sampel atau teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari
populasi. Sampel yang merupakan sebagaian dari populasi tersebut. kemudian
diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi
(generalisasi). Hubungan populasi, sample, teknik sampling, dan generasi dapat
digambarkan sebagai berikut:
Jenis-jenis
Teknik Sampling
- Probability Sampling
Probability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih untuk menjadi anggota
sampel. Maksudnya jika elemen populasinya ada 50 dan yang akan dijadikan sampel
adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/50 untuk bisa
dipilih menjadi sampel. Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil
sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal
dengan nama“sampling frame”. Yang dimaksud dengan kerangka
sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil
sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang,
tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda.
Teknik ini
antara lain sebagai berikut:
1. Simple random sampling
Dikatakan
simple (sederhana) karena pengmbilan sampel dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada pada populasi itu. Cara demikian dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen. Simple random sampling adalah
teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling.
Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi
yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk
mewakili populasi. Contoh populasi terdiri dari 500 orang mahasiswa program S1
(unitsampling). Untuk memperoleh sampel sebanyak-sebanyak 150 orang dari
populasi tersebut, digunakan teknik ini, baik dengan cara undian, ordinal,
maupun tabel bilangan random. Kelebihan dari pengembilan acak sederhana ini
adalah mengatasi bias yang muncul dalam pemilihan anggota sampel. dan kemampuan
menghitung standard error. Sedangkan,kekurangannya adalah tidak adanya
jaminan bahwa setiap sampel yang diambil secara acak akan merepresentasikan populasi
secara tepat. Contoh lain:
- Jumlah pegawai bank yang mengikuti pelatihan di Singapura
- Narapidana yang mendapatkan remisi tahun 2005 dari presiden
- Jumlah pegawai diknas kota bandung yang masuk Diklatpim II
2. Proportionate stratified random sampling
Teknik ini
hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan
sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi. Teknik
ini digunakan bila populasi mempunyai anggota /unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proposional.
Misalnya,
populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 125. Dengan tingkat kesalahan 5%
diperoleh besar sampel adalah 95. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian
(marketing, produksi dan penjualan) yang masing-masing berjumlah :
Marketing
: 15
Produksi
: 75
Penjualan
: 35
Maka jumlah
sample yang diambil berdasarkan masing-masing bagian tersebut ditentukan
kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml populasi keseluruhan) x jumlah
sampel yang ditentukan
Marketing
: 15 / 125 x
95 = 11,4
dibulatkan 11
Produksi
: 75 / 125 x
95 = 57
Penjualan
: 35 / 125 x
95 = 26.6
dibulatkan 27
Sehingga
dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 11 + 57 + 27 = 95 sampel.
3. Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proposional.
Misalnya,
populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang berstrata berdasarkan
tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya sangat tidak
seimbang yaitu :
SMP
: 100 orang
SMA
: 700 orang
DIII
: 180 orang
S1
: 10 orang
S2
: 10 orang
Jumlah
karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak seimbang (terlalu kecil
dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua kelompok ini seluruhnya
ditetapkan sebagai sampel.
4. Area Sampling (Sampling Daerah/Cluster)
Cluster
sampling atau area sampling
digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas misalnya
penduduk suatu provinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan yang tersebar di
seluruh provinsi. Untuk menentukan mana yang dijadikan sampelnya, maka wilayah
populasi terlebih dahulu ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sample
yang digunakan pada masing-masing daerah tersebut dengan menggunakan
teknik proporsional stratified random sampling mengingat
jumlahnya yang bisa saja berbeda.
Kelebihan
dari pengambilan acak berdasar area ini adalah lebih tepat menduga populasi
karena variasi dalam populasi dapat terwakili dalam sampel. Sedangkan, kekurangannya
adalah memerlukan waktu yang lama karena harus membaginya dalam area-area
tertentu.
Contoh:
Peneliti
ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar mengajar di tingkat SMA.
Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat
banyak dan terbagi dalam berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan
dalam tahapan sebagai berikut :
- Menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan secara acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.
- Mengambil sampel SMA di tingkat Provinsi secara acak yang selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMA tingkat Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMA yang dijadikan sampel ini diharapkan akan menggambarkan keseluruhan populasi secara keseluruhan.
- Nonprobability Sampling
Nonprobability
Sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel
ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh,
snowball.
1. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah
teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi baik yang berdasarkan
nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu,
ruang dengan urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis lainnya.
Contoh:
Akan diambil
sampel dari populasi karyawan yang berjumlah 125. Karyawan ini diurutkan dari
1–125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa menentukan sampel yang diambil
berdasarkan nomor genap (2, 4, 6, dan seterusnya) atau nomor ganjil (1, 2, 3,
dan seterusnya), atau bisa juga mengambil nomor kelipatan (2, 4, 8, 16, dan
seterusnya).
2. Sampling Kuota
Sampling
kuota adalah
teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang memiliki ciri
tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan.
Misalnya akan
dilakukan penelitian tentang persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar guru.
Jumlah Sekolah adalah 10, maka sampel kuota dapat ditetapkan masing-masing 10
siswa per sekolah.
3. Sampling Aksidential
Sampling
Aksidential merupakan
teknik penentuan sampel secara kebetulan atau siapa saja yang kebetulan
(aksidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik
sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel.
Misalnya
penelitian tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan Mall A. Sampel ditentukan
berdasarkan ciri-ciri usia di atas 15 tahun dan baru pernah ke Mall A tersebut,
maka siapa saja yang kebetulan bertemu di depan Mall A dengan peneliti (yang
berusia di atas 15 tahun) akan dijadikan sampel.
4.
Purposive Sampling
Purposive
sampling merupakan
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan
sampel. Misalnya, peneliti ingin meneliti permasalahan seputar daya tahan mesin
tertentu. Maka sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli mesin yang
mengetahui dengan jelas permasalahan ini atau penelitian tentang pola pembinaan
olahraga renang. Maka sampel yang diambil adalah pelatih-pelatih renang yang
dianggap memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini biasanya dilakukan pada
penelitian kualitatif.
Kelebihan
dari pengambilan menurut tujuan ini adalah tujuan dari peneliti dapat
terpenuhi. Sedangkan, kekurangannya adalah belum tentu mewakili
keseluruhan variasi yang ada.
5. Sampling
Jenuh
Sampling
jenuh adalah
sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika populasi dianggap
kecil atau kurang dari 100. Misalnya akan dilakukan penelitian tentang kinerja
guru di SMA XXX Jakarta. Karena jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru
dijadikan sampel penelitian
6. Snowball Sampling
Snowball
sampling adalah
teknik penentuan jumlah sampel yang semula kecil kemudian terus membesar ibarat
bola salju. Misalnya akan dilakukan penelitian tentang pola peredaran narkoba
di wilayah A. Sampel mula-mula adalah 5 orang narapidana, kemudian terus
berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau responden terus
berkembang sampai ditemukannya informasi yang menyeluruh atas permasalahan yang
diteliti.
Kelebihan
dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan responden yang kredibel
di bidangnya. Sedangkan, kekurangannya adalah memakan waktu yang cukup lama dan
belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.
DISTRIBUSI PENARIKAN SAMPEL
(DISTRIBUSI SAMPLING)
· Jumlah
Sampel Acak yang dapat ditarik dari suatu populasi adalah sangat banyak.
· Nilai setiap statistik sampel biasanya akan
bervariasi/beragam antar sampel.
· Suatu statistik dapat dianggap sebagai peubah acak yang
besarnya sangat tergantung dari sampel yang kita ambil.
· Karena statistik sampel adalah peubah acak maka ia
mempunyai distribusi yang kita sebut sebagai: Distribusi peluang statistik
sampel = Distribusi Sampling = Distribusi Penarikan Sampel.,
Statistik sampel yang paling
populer dipelajari dan digunakan untuk menjelaskan konsep adalah Rata-Rata (
)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif)
·
DISTRIBUSI SAMPLING
RATA-RATA
Beberapa notasi :
n :
ukuran sampel N
:
ukuran populasi
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif)
s :
standar deviasi sampel s :
standar deviasi populasi
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image005.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image007.gif)
baku
a.
Distribusi
Sampling Rata Rata Sampel Besar
DALIL - 1
JIKA
…….
Sampel: ü
berukuran
= n ³ 30 ý diambil DENGAN
PEMULIHAN dari
rata-rata
=
þ
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif)
ì Populasi berukuran = N
í Terdistribusi NORMAL
î Rata-rata = m ; simpangan baku = s
MAKA………
Distribusi
Rata-rata akan mendekati distribusi Normal dengan :
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image009.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image011.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image013.gif)
DALIL - 2
JIKA
…….
Sampel: ü
berukuran
= n ³ 30 ý diambil TANPA
PEMULIHAN dari
rata-rata
=
þ
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif)
ì Populasi berukuran = N
í Terdistribusi NORMAL
î Rata-rata = m ; simpangan baku
= s
MAKA……….
Distribusi
Rata-rata akan mendekati distribusi Normal dengan :
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image014.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image016.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image018.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image020.gif)
· Faktor Koreksi (FK) akan menjadi penting jika sampel
berukuran n diambil dari populasi berukuran N yang terhingga/ terbatas besarnya
· Jika sampel berukuran n diambil dari populasi berukuran N
yang sangat besar maka FK akan mendekati 1 ®
, hal ini mengantar kita pada
dalil ke-3 yaitu: DALIL LIMIT PUSAT = DALIL BATAS TENGAH (CENTRAL LIMIT THEOREM )
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image022.gif)
DALIL - 3 : DALIL LIMIT PUSAT
JIKA….
Sampel: ü
berukuran
= n ý diambil dari
rata-rata
=
þ
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif)
ì Populasi berukuran = N yang BESAR
í distribusi : SEMBARANG
î Rata-rata = m ; simpangan baku
= s
MAKA…….
Distribusi
Rata-rata akan mendekati distribusi Normal dengan :
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image023.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image024.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image025.gif)
· Dalil Limit Pusat berlaku untuk :
1.
penarikan sampel dari populasi yang sangat
besar,
2. distribusi populasi tidak dipersoalkan
· Beberapa buku mencatat hal berikut : Populasi dianggap
BESAR jika ukuran sampel KURANG DARI 5 % ukuran populasi atau ![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image027.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image027.gif)
Dalam
pengerjaan soal DISTRIBUSI SAMPLING RATA-RATA
perhatikan
asumsi-asumsi dalam soal sehingga anda dapat dengan
mudah
dan tepat menggunakan dalil-dalil tersebut!
CONTOH - 1:
PT AKUA sebuah perusahaan air
mineral rata-rata setiap hari memproduksi 100 juta gelas air mineral.
Perusahaan ini menyata-kan bahwa rata-rata isi segelas AKUA adalah 250 ml
dengan σ = 15 ml. Rata-rata populasi dianggap menyebar normal.
SOAL 1.
Jika setiap hari diambil 100 gelas AKUA sebagai sampel
acak
DENGAN PEMULIHAN, hitunglah:
a. standard
error atau galat baku sampel tersebut?
b. peluang rata-rata sampel akan berisi kurang dari 253
ml?
SOAL 2.
Jika sampel diperkecil menjadi
25 gelas, hitunglah :
a. standard error atau galat baku sampel tersebut?
b. peluang rata-rata sampel akan berisi lebih dari 255
ml?
JAWAB :
SOAL 1 :
Diselesaikan dengan DALIL 1 ® karena PEMULIHAN
Diselesaikan dengan DALIL 3 ® karena POPULASI SANGAT
BESAR
N = 100.000.000
= m = 250 s = 15 n
= 100
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image028.gif)
P(
< 253) = P(z < ?)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif)
a. Standar Error atau Galat
Baku Sampel
GALAT
BAKU =
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image030.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image032.gif)
Jadi P(
< 253) = P(z < 2,0) = 0,5 + 0,4772 =
0,9772
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif)
b. Peluang rata-rata sampel
akan berisi kurang dari 253 ml adalah
97,72 %
SOAL 2.
Diselesaikan dengan DALIL 3 ® karena POPULASI SANGAT
BESAR
N = 100.000.000
= m = 250 s = 15 n
= 25
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image028.gif)
P(
> 255) = P(z > ?)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif)
a. standard error atau galat
baku sampel
GALAT
BAKU =
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image034.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image036.gif)
Jadi
P(
> 255 ) =
P(z > 1,67) = 0,5 – 0,4525 = 0,0475
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif)
b. peluang
rata-rata sampel akan berisi lebih dari 255 ml adalah
4,75 %
CONTOH - 2:
Dari 500 mahasiswa FT-GD diketahui rata-rata tinggi badan = 165 cm dan
standar deviasi = 12 cm. Diambil 36 orang sebagai sampel acak. Jika penarikan
sampel dilakukan TANPA PEMULIHAN dan tinggi badan mahasiswa diasumsikan
menyebar normal, hitunglah:
- galat baku sampel?
- peluang sampel akan memiliki rata-rata tinggi badan kurang dari 160 cm?
JAWAB :
Diselesaikan dengan DALIL 2 ® TANPA PEMULIHAN
N = 500
= m = 165 s = 12 n = 36
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image028.gif)
Catatan:
® Dalil Limit Pusat
tidak dapat digunakan.
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image038.gif)
P(
< 160) =
P(z < ?)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif)
FK = ![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image040.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image040.gif)
GALAT BAKU
x FK =
=
2 x 0,964... = 1,928...
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image042.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image044.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image046.gif)
P(
< 160) =
P(z < -2,59) = 0,5 – 0,4952 = 0,0048
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif)
b.
peluang sampel akan memiliki rata-rata tinggi badan kurang dari 160 cm
adalah 0,48 %.
b.
Distribusi
Sampling Rata-rata Sampel Kecil
DISTRIBUSI - t
· Distribusi
Sampling rata-rata dapat didekati dengan distribusi t- Student = distribusi t
(W.S. Gosset).
· Lihat
Buku Statistika-2, hal 177
Distribusi-t pada prinsipnya
adalah pendekatan distribusi sampel kecil dengan distribusi normal. Dua hal
yang perlu diperhatikan dalam Tabel t adalah:
1. derajat bebas (db)
2.
nilai a
· Derajat
bebas (db) = degree of freedom = v =
n - 1.
n: ukuran
sampel.
· Nilai a adalah: luas
daerah kurva di kanan nilai t
atau
luas daerah kurva di kiri nilai t
·
Nilai a ® 0,1 (10%); 0,05 (5%); 0,025(2,5%);
0,01 (1%); 0,005 (0,5%).
Nilai a terbatas karena banyak db yang harus disusun!
· Kelak,
Distribusi t akan kita gunakan dalam PENGUJIAN HIPOTESIS
Nilai a
ditentukan terlebih dahulu. Lalu nilai t tabel ditentukan dengan menggunakan
nilai a
dan db.
Nilai
t tabel menjadi batas selang pengujian.
Lalukan
pembandingan nilai t tabel dengan nilai t hitung.
Nilai
t hitung untuk kasus distribusi rata-rata sampel kecil didapat dengan
menggunakan DALIL 4.
· Pembacaan
Tabel Distribusi-t
Misalkan
n = 9 ®
db = 8; Nilai a ditentukan = 2,5% di kiri dan kanan
kurva t tabel(db, a) = t tabel(8; 0,025)
= 2,306
Jadi t = 2,306 dan -t = -2,306
![]() |
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image048.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image049.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image050.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image051.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image052.gif)
Arti Gambar di atas :
nilai t sampel berukuran n = 9,
berpeluang 95% jatuh dalam selang -2,306 < t < 2,306.
Peluang t > 2,306 = 2,5 %
dan Peluang t < -2,306 = 2,5 %
Coba cari nilai t tabel untuk
beberapa nilai db dan a yang lain!
· Perbedaan Tabel z dan Tabel t
Tabel z ® nilai z menentukan
nilai a
Tabel t ®
nilai a
dan db menentukan nilai t
· Dalam
banyak kasus nilai simpangan baku populasi (s) tak
di-ketahui, sehingga s diduga
dari nilai simpangan baku sampel (s)
DALIL - 4
JIKA…
Sampel: ü
ukuran
KECIL n < 30 ý diambil dari
rata-rata
=
simp. baku = s þ
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif)
ì Populasi berukuran = N
í terdistribusi :
NORMAL
î Rata-rata = m
MAKA….
Distribusi
Rata-rata akan mendekati distribusi-t
dengan :
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image053.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image055.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image057.gif)
pada
derajat bebas = n-1 dan suatu nilai a
Contoh 3 :
Manajemen PT BENTUL menyatakan bahwa 95% rokok produk-sinya rata-rata
mengandung nikotin 1,80 mg, data tersebar normal. Yayasan Konsumen melakukan
pengujian nikotin terhadap 9 ba-tang rokok dan diketahui rata-rata sampel =
1,95 mg nikotin de-ngan standar deviasi = 0,24 mg. Apakah hasil penelitian
Yayasan Konsumen mendukung pernyataan Manajemen PT BENTUL?
Jawab :
95 % berada dalam selang ® berarti 5 % berada di luar selang;
2,5 % di kiri t dan 2.5% di kanan t
a = 2,5 % = 0,025
n = 9 ® db = n – 1 = 8
t tabel (db, a) = t tabel (8; 0,025) = 2,306
Jadi 95 % berada dalam
selang -2,306 < t < 2,306
Nilai t-hitung = ?
m
= 1,80 n = 9
= 1,95 s
= 0,24
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image059.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image061.gif)
Nilai t hitung = 1,875 berada
dalam selang -2,306 < t < 2,306
Jadi hasil penelitian Yayasan
Konsumen masih sesuai dengan pernyataan manajemen PT BENTUL.
c. Distribusi Sampling Bagi Beda 2 Rata Rata
DALIL - 5
JIKA….
Dua
(2) Sampel ü
berukuran
dan
ý diambil dari
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image063.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image065.gif)
rata-rata
=
dan
þ ì Dua (2) Populasi berukuran BESAR
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image067.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image069.gif)
í Rata-rata
dan
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image071.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image073.gif)
î Ragam
dan
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image075.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image077.gif)
MAKA….
Distribusi
Rata-rata akan mendekati distribusi Normal dengan :
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image079.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image081.gif)
nilai
z ![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image083.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image083.gif)
· Beda atau selisih 2 rata-rata =
® ambil nilai mutlaknya!
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image085.gif)
· Melibatkan 2 populasi yang BERBEDA dan SALING BEBAS
· Sampel-sampel yang diambil dalam banyak kasus (atau jika
dilihat secara akumulatif) adalah sampel BESAR
Contoh 4:
Diketahui rata-rata IQ mahasiswa Eropa = 125 dengan ragam = 119 sedangkan
rata-rata IQ mahasiswa Asia = 128 dengan ragam 181. Diasumsikan kedua populasi
berukuran besar. Jika diambil 100 mahasiswa Eropa dan 100 mahasiswa Asia
sebagai sampel, berapa peluang terdapat perbedaan IQ kedua kelompok akan kurang
dari 2?
Jawab
:
Populasi
Parameter
|
populasi ke-1 (Mhs. Eropa)
|
populasi ke-2 (Mhs. Asia)
|
Rata-rata (m)
|
125
|
128
|
Ragam (s²)
|
119
|
181
|
Beda 2 Rata-rata =
= ![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image087.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image079.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image087.gif)
Sampel:
= 100
= 100
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image063.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image065.gif)
P(
<2 ) = P ( z < ?)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image089.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image090.gif)
![](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image092.gif)
P(z < -0,58) = 0,5 – 0,2190 = 0,2810
JADI… peluang terdapat perbedaan IQ kedua kelompok
akan kurang dari 2 adalah 28,1 %.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar