Selasa, 07 Juni 2016

teori ekonomi makro- kebijakan stabilisasi




MAKALAH

TEORI EKONOMI MAKRO

KEBIJAKAN STABILISASI





OLEH :
1.       SRI SEPTILAWATI FITRI
2.       AYU DESWITA
3.       YETMARIDA


DOSEN PEMBIMBING:

DESI ARMY EKA PUTRI, S.Pd, M.Pd



PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

SOLOK

2016





KEBIJAKAN STABILISASI


1.      Apakah kebijakan seharusnya aktif atau pasif ?
Meskipun pemerintah telah lama menjalankan kebijkan moneter dan fiscal, pandangan bahwa harusnya pemerintah segera menggunakan instrument kebijakan ini untuk berusaha menstabilkan ekonomi adalah masih baru. Bagi banyak ekonom, masalah kebijakan pemerintah aktif adalah jelas dan sederhana. Resesi merupakan peroide pengangguran tinggi, pendapatan rendah dan meningkatnya tekanan ekonomi. Para ekonom ini memandang adalah suatu pemborosan tidak menggunakan instrument kebijakan ini untuk menggunakan menstabilkan perekonomian.
Ekonom lain bersikap kritis terhadap upaya pemerintah untuk menstabilkan perekonomian. Mereka berpendapat bahwa pemerintah seharusnya melakukan pendekatan lepas tangan terhadap kebijakan makroekonomi.

a)      Lambannya Implementasi dan Dampak Kebijakan
Para ekonom membedakan antara dua jenis kelambatan yang relevan untuk melakukan kebijakan stabilisasi: bagian kelambatan dalam dan kelambatan luar. Kelambatan dalam adalah waktu antara guncangan terhadap perekonomian dan tindakan kebijakan menanggapi shock. Kelambanan ini muncul karena butuh waktu untuk kebijakan pertama yang mengakui bahwa sebuah guncangan telah terjadi dan lalu mengeluarkan kebijakan yang tepat berlaku untuk menghadapinya.
Kelambanan luar adalah waktu antara tindakan kebijakan dan pengaruhnya terhadap perekonomian. Kelambanan ini muncul karena kebijakan tidak langsung mempengaruhi pengeluaran, pendapatan, dan pekerjaan.
Kelambanan dalam yg panjang adalah masalah sentral dengan menggunakan kebijakan fiscal untuk menstabilisasi ekonomi.  Proses legislative yg lambat dan tidak praktis seringkali menimbulkan penundaan, yang membuat kebijakan fiscal menjadi sarana yg tidak ampuh untuk menstabilkan perekonomian.
Kebijakan moneter memiliki kelambanan dalam yg jauh lebih pendek daripada kebijakan fiscal. Kebijakan moneter bekerja dengan mengubah penawaran uang dan tingkat bunga yg pada giliran nya mempengaruhi investasi. Tetapi banyak perusahaan membuat rencana investasi jauh setelah itu. Karena itu perubahan dalam kebijakan moneter dianggap tidak mempengaruhi aktivitas ekonomi sampai kira-kira enam bulan setelah itu dibuat.
Kelambanan yg lama dan berubah-ubah dikaitkan dengan kebijakan moneter dan fiscal dengan pasti membuat stabilisasi perekonomian menjadi lebih sulit. Beberapa kebijakan yg disebut penstab otomatis dirancang untuk menurunkan kelambanan yg terkait dengan kebijakan stabilisasi. Penstabil otomatis adalah kebijakan yg mendorong atau menekan perekonomian ketika diperlukan tanpa perubahan kebijakan yg disengaja. Misalnya system pajak pendapatan secara otomatis menurunkan pajak ketika perekonomian mengalami resesi, tanpa perubahan apapun dalam hokum pajak, karena individu dan perusahaan membayar pajak lebih kecil ketika pendapatan turun. Demikian pula system asuransi pengangguran dan kesejahteraan secara otomatis meningkatkan pembayaran transfer ketika perekonomian bergerak menuju resesi, karena lebih banyak org yang bergantung pada tunjangan. Penstabil otomatis ini bisa dipandang sebagai jenis kebijakan fiscal tanpa kelambanan dalam.

b)     Stabilizer otomatis
Beberapa kebijakan, disebut stabilisator otomatis, dirancang untuk mengurangi kelambatan yang terkait dengan kebijakan stabilisasi. Stabilisator otomatis adalah kebijakan yang mendorong atau menekan perekonomian ketika diperlukan tanpa perubahan kebijakan yang disengaja. Sebagai contoh, sistem pajak pendapatan secara otomatis menurunkan pajak ketika perekonomian mengalami resesi, tanpa perubahan apapun dalam hukum pajak, karena individu dan perusahaan membayar pajak lebih kecil ketika pendapatan turun. Demikian pula, sistem asuransi pengangguran dan kesejahteraan secara otomatis meningkatkan pembayaran transfer ketika perekonomian bergerak menuju resesi, karena lebih banyak orang mengajukan manfaat. Satu dapat melihat ini stabilisator otomatis sebagai jenis kebijakan fiskal tanpa kelambanan dalam.

c)      Sulitnya melakukan peramalan ekonomi
Karena kebijakan mempengaruhi perekonomian hanya setelah kelambanan substansial, kebijakan stabilisasi yg berhasil membutuhkan kemampuan untuk memprediksikan secara akurat kondisi ekonomi masa depan. Sayangnya perkembangan ekonomi seringkali tidak dapat diprediksikan, setidaknya berdasarkan pemahaman kita tentang perekonomian saat ini.
Sebuah cara yg digunakan para peramal untuk melihat kedepan adalah dengan indicator utama. Indicator utama adalah seri data yg biasanya terus berfluktuasi dari suatau perekonomian. Penurunan yg besar dalam indicator utama menandai terjadinya resesi. Caara lain yg dilakukan para peramal adalah dengan model makroekonometrik, yg telah dikembangkan oleh kantor-kantor pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta untuk peramalan dan analisi kebijakan. Setelah membuat asumsi tentang variable eksogen, kebijakan moneter, kebijakan fiscal, dan harga minyak, model ini menghasilkan prediksi tentang kesempatan kerja, inflasi, dan variable endogen lainnya.

d)     Ketidaktahuan, Ekspektasi, dan Lucas Kritik
Pemenang Nobel Robert Lucas menekankan bahwa orang membentuk ekspektasi masa depan. Harapan memainkan peran penting karena mereka mempengaruhi segala macam perilaku ekonomi. Kedua rumah tangga dan perusahaan memutuskan untuk konsumsi dan investasi berdasarkan ekspektasi pendapatan masa depan.
Ekspektasi ini bergantung pada banyak hal, termasuk kebijakan pemerintah. Ia berpendapat bahwa metode tradisional evaluasi kebijakan seperti yang bergantung pada model makroekonomi standar tidak cukup memperhitungkan dampak kebijakan terhadap ekspektasi. Kritik evaluasi kebijakan tradisional dikenal sebagai Kritik Lucas. Kritik lucas memberi kita dua alas an. Alas an yg lebih sempit bahwa para ekonom yg mengevaluasi kebijakan-kebijakan alternative perlu mempertimbangkan bagaimana kebijakan memperngaruhi ekspektasi dan perilaku. Alas an yg lebih luas adalah bahwa evaluasi kebijakan adalah sulit, sehingga para ekonom yg  terlibat dalam tugas ini seharusnya merasa yakin bahwa untuk menunjukkan kerendahan hati yg dibutuhkan.

e)      Catatan sejarah
Sejarah tidak membentuk perdebatan tentang kebijakan stabilisasi. Ketidaksepakatan atas sejarah muncul karena tidak mudah mengidentifikasi sumber-sumber fluktuasi ekonomi. Catatan-catatan historis seringkali memberikan banyak interpretasi.
Depresi besar adalah titik pusat perdebatan. Pandangan para ekonom tentang kebijakan makroekonomi sering dikaitkan dengan pandangan mereka tentang penyebab depresi. Sebagian ekonom percaya bahwa goncangan kontraktif yg besar terhadap pengeluaran perseorangan menyebabkan depresi. Menurut mereka, para pembuat kebijakan seharusnya menanggapi dengan mendorong permintaan agregat. Ekonom-ekonom lain percaya bahwa penurunan yg sangat besar dalam penawaran uang menyebabkam depresi. Menurut mereka, depresi bisa dicegah jka fedmenerapkan kebijakan moneter pasif dengan meningkatkan penawaran uang pada tingkat mapan.



2.      Apakah kebijakan seharusnya dijalankan menurut aturan atau kebijaksanaan ?
Kebijakan dijalankan menurut aturan jika para pembuat keputusan mengumumkan bagaimana kebijakan akan menanggapi berbagai situasi dan bersungguh-sungguh dalam menjalankannya. Kebijakan dijalankan menurut kebijaksanaan jika para pembuat kebijakan bebas membesar-besarkan peristiwa yg terjadi dan memilih kebijakan apaun yg tampaknya cocok pada saat itu.
Aturan kebijakan aktif menspesifikasi bahwa :
Pertumbuhan uang = 3 % + ( tingkat pengangguran – 6 % )

a.         Ketidakpercayaan terhadap para pembuat kebijakan dan proses politik
Ketidakmampuan dalam kebijakan ekonomi muncul karena beberapa alasan. Sebagian ekonom memandang proses politik sebagai tak menentu, barangkali karena proses politk mencerminkan pergeseran kekuasaan dari kelompok-kelompok yg mempunyai kepentingan khusus. Oportunisme dalam kebijakan ekonomi muncul ketika tujuan-tujuan dari para pembuat keputusan bertentangan dengan kesejahteraan masyarakat. Sebagian ekonom khawatir bahwa para politisi menggunakan kebijakan makroekonomi untuk kepentingan pribadi mereka sendiri dalam meraih dukungan public. Manipulasi ekonomi untuk kepentingan pemilu, disebut siklus bisnis politik, merupakan subyek kepentingan ekstensif yg dilakukan para ekonom dan pakar-pakar politik.

b.         Inkonsistensi waktu dari kebijakan berdasarkan kebijaksanaan
Sepanjang para pembuat kebijakan adalah cerdas dan penuh kebajikan , amat kecil alas an untuk menolak fleksibilitas mereka dalam menanggapi kondisi-kondisi yg sedang berubah. Masalahnya adalah munculnya inkonsistensi waktu dari kebijakan. Dalam beberap situasi, para pembuat kebijakan bisa mengumumkan kebijakan yg akan mereka jalankan untuk mempengaruhi ekspektasi para pengambil keputusan pribadi. Namun kemudian setelah para pengambil keputuasan pribadi bertindak berdasarkan dasar ekspektasi mereka, para pembuat kebijakan ini bisa dituntut untuk menjalankan keputusan mereka. Memahami bahwa para pembuat kebijakan mungkin tidak konsisten selamanya, para pengambil keputsusan pribadi cenderung tidak percaya pada pencanangan kebijakan. Dalam situasi ini, agar pengumuman kebijakan tersebut bisa dipercaya, para pembuat kebijakan akan membuat komitmen pada aturan kebijakan baku.

Kebijakan inkonsistensi waktu seringkali muncul dalam kondisi lain, contohnya :
a.       Untuk mendorong investasi, pemerintah mengumumkan tidak akan memajak pendapatan dari modal.
b.      Untuk mendorong riset, pemerintah mengumumkan akan memberikan monopoli sementara bagi perusahaan-perusahaan yg menemukan obat-obatan terbaru.
c.       Untuk mendorong perilaku yg baik, orang tua mengumumkan akan menghukum anak kapanpun ia melanggar aturan.
d.      Untuk mendorong anda berkerja keras, professor anda mengumunkan bahwa kuliah ini akan berakhir dengan ujian.  

c.          Aturan kebijakan moneter
Monetaris adalah ekonom yang menganjurkan bahwa Bank sentral menjaga pasokan uang tumbuh pada tingkat yang stabil. Monetaris percaya bahwa fluktuasi jumlah uang beredar bertanggung jawab atas kebanyakan fluktuasi besar dalam perekonomian.
Monetaris adalah ekonom yang menganjurkan bahwa Bank sentral menjaga pasokan uang tumbuh pada tingkat yang stabil. Monetaris percaya bahwa fluktuasi jumlah uang beredar bertanggung jawab atas kebanyakan fluktuasi besar dalam perekonomian.

d.         Sasaran GDP nominal
Aturan kebijakan kedua yang ekonom banyak anjurkan adalah penargetan PDB nominal. Dalam aturan ini, Fed mengumumkan jalur yang direncanakan untuk PDB nominal. Jika GDP nominal naik di atas target, Bank Sentral mengurangi pertumbuhan uang untuk menekan permintaan agregat. Jika jatuh di bawah target, Bank sentral meningkatkan pertumbuhan uang untuk mendorong permintaan agregat. Karena target GDP nominal memungkinkan kebijakan moneter untuk menyesuaikan diri dengan perubahan perputaran uang, sebagian besar ekonom percaya hal itu akan menyebabkan stabilitas yang lebih besar dalam output dan harga daripada aturan kebijakan moneter.

e.          Sasaran inflasi
Pada tahun 80-an, banyak bank sentral di dunia mengadopsi beberapa bentuk target inflasi. Kadang-kadang target inflasi berbentuk bank sentral mengumumkan niat kebijakannya. The Federal Reserve belum mengadopsi kebijakan eksplisit inflation targeting (meskipun beberapa komentator telah menyarankan bahwa, secara implisit, target inflasi sekitar 2 persen).

f.          Aturan kebijakan fiscal
Meskipun kebanyakan diskusi tentang aturan kebijakan berpusat pasa kebijakan moneter, para ekonom dan politisi jujga sering menawarkan aturan kebijakan fiscal. Kebanyakan ekonom menentang aturan ketat yg mendesak pemerintah menyeimbangkan anggarannya. Ada tiga alas an untuk percaya bahwa deficit atau surplus anggaran kadang-kadang tepat.
1.      Deficit atau surplus anggaran bisa membantu menstabilisasi perekonomian. Ketika perekonomian mengalami resesi, pajak secara otomatis turun, dan transfer secara otomatis naik. Ketika membantu menstabilkan perekonomian, respon otomatis ini mendorong anggaran menjadi deficit.
2.      Deficit atau surplus anggaran bisa digunakan untuk menurunkan distorsi dari insentif yg disebabkan oleh system pajak. Agar tingkat pajak tetap halus, deficit diperlukan pada tahun-tahun ketika pendapatan rendah yg tidak biasa atau peneluaran tinggi yang tidak biasa.
3.      Deficit anggaran bisa digunakan untuk menggeser beban pajak dari generasi sekarang ke generasi mendatang. Pemerintah kemudian bisa melunasi utang dengan mengenakan pajak pada generasi mendatang.







3.      Membuat Kebijakan di Dunia Ketidakpastian
Kita telah melihat apakah kebijakan harus mengambil aktif atau peran pasif dalam menanggapi fluktuasi ekonomi, dan kebijakan hether harus dilakukan dengan aturan atau kebijaksanaan. Meskipun ada perdebatan terus-menerus antara kedua belah pihak, ada satu kesimpulan yang jelas: tidak ada kasus yang sederhana dan menarik untuk setiap pandangan tertentu dari kebijakan ekonomi makro telah dibuat.
Pada akhirnya, kita harus mempertimbangkan berbagai pendapat politik dan ekonomi dan memutuskan peran apa yang pemerintah harus bermain dalam menstabilkan perekonomian.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar