MAKALAH
TEORI EKONOMI MAKRO
KEBIJAKAN STABILISASI
![](file:///C:\DOCUME~1\ADMINI~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg)
OLEH
:
1.
SRI SEPTILAWATI FITRI
2.
AYU DESWITA
3.
YETMARIDA
DOSEN
PEMBIMBING:
DESI
ARMY EKA PUTRI, S.Pd, M.Pd
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
SOLOK
2016
KEBIJAKAN
STABILISASI
1.
Apakah
kebijakan seharusnya aktif atau pasif ?
Meskipun
pemerintah telah lama menjalankan kebijkan moneter dan fiscal, pandangan bahwa
harusnya pemerintah segera menggunakan instrument kebijakan ini untuk berusaha
menstabilkan ekonomi adalah masih baru. Bagi banyak ekonom, masalah kebijakan
pemerintah aktif adalah jelas dan sederhana. Resesi merupakan peroide
pengangguran tinggi, pendapatan rendah dan meningkatnya tekanan ekonomi. Para
ekonom ini memandang adalah suatu pemborosan tidak menggunakan instrument
kebijakan ini untuk menggunakan menstabilkan perekonomian.
Ekonom lain
bersikap kritis terhadap upaya pemerintah untuk menstabilkan perekonomian.
Mereka berpendapat bahwa pemerintah seharusnya melakukan pendekatan lepas tangan
terhadap kebijakan makroekonomi.
a)
Lambannya Implementasi dan Dampak
Kebijakan
Para ekonom membedakan antara dua jenis kelambatan yang relevan untuk
melakukan kebijakan stabilisasi: bagian kelambatan dalam dan kelambatan luar.
Kelambatan dalam adalah waktu antara guncangan terhadap perekonomian dan
tindakan kebijakan menanggapi shock. Kelambanan ini muncul karena butuh waktu
untuk kebijakan pertama yang mengakui bahwa sebuah guncangan telah terjadi dan
lalu mengeluarkan kebijakan yang tepat berlaku untuk menghadapinya.
Kelambanan luar adalah waktu antara tindakan kebijakan dan pengaruhnya
terhadap perekonomian. Kelambanan ini muncul karena kebijakan tidak langsung
mempengaruhi pengeluaran, pendapatan, dan pekerjaan.
Kelambanan
dalam yg panjang adalah masalah sentral dengan menggunakan kebijakan fiscal
untuk menstabilisasi ekonomi. Proses
legislative yg lambat dan tidak praktis seringkali menimbulkan penundaan, yang
membuat kebijakan fiscal menjadi sarana yg tidak ampuh untuk menstabilkan
perekonomian.
Kebijakan
moneter memiliki kelambanan dalam yg jauh lebih pendek daripada kebijakan
fiscal. Kebijakan moneter bekerja dengan mengubah penawaran uang dan tingkat
bunga yg pada giliran nya mempengaruhi investasi. Tetapi banyak perusahaan
membuat rencana investasi jauh setelah itu. Karena itu perubahan dalam
kebijakan moneter dianggap tidak mempengaruhi aktivitas ekonomi sampai
kira-kira enam bulan setelah itu dibuat.
Kelambanan yg
lama dan berubah-ubah dikaitkan dengan kebijakan moneter dan fiscal dengan
pasti membuat stabilisasi perekonomian menjadi lebih sulit. Beberapa kebijakan
yg disebut penstab otomatis dirancang untuk menurunkan kelambanan yg terkait
dengan kebijakan stabilisasi. Penstabil otomatis adalah kebijakan yg mendorong
atau menekan perekonomian ketika diperlukan tanpa perubahan kebijakan yg
disengaja. Misalnya system pajak pendapatan secara otomatis menurunkan pajak
ketika perekonomian mengalami resesi, tanpa perubahan apapun dalam hokum pajak,
karena individu dan perusahaan membayar pajak lebih kecil ketika pendapatan
turun. Demikian pula system asuransi pengangguran dan kesejahteraan secara
otomatis meningkatkan pembayaran transfer ketika perekonomian bergerak menuju
resesi, karena lebih banyak org yang bergantung pada tunjangan. Penstabil otomatis
ini bisa dipandang sebagai jenis kebijakan fiscal tanpa kelambanan dalam.
b)
Stabilizer otomatis
Beberapa kebijakan, disebut stabilisator otomatis, dirancang untuk
mengurangi kelambatan yang terkait dengan kebijakan stabilisasi. Stabilisator
otomatis adalah kebijakan yang mendorong atau menekan perekonomian ketika
diperlukan tanpa perubahan kebijakan yang disengaja. Sebagai contoh, sistem
pajak pendapatan secara otomatis menurunkan pajak ketika perekonomian mengalami
resesi, tanpa perubahan apapun dalam hukum pajak, karena individu dan
perusahaan membayar pajak lebih kecil ketika pendapatan turun. Demikian pula,
sistem asuransi pengangguran dan kesejahteraan secara otomatis meningkatkan
pembayaran transfer ketika perekonomian bergerak menuju resesi, karena lebih
banyak orang mengajukan manfaat. Satu dapat melihat ini stabilisator otomatis
sebagai jenis kebijakan fiskal tanpa kelambanan dalam.
c)
Sulitnya
melakukan peramalan ekonomi
Karena
kebijakan mempengaruhi perekonomian hanya setelah kelambanan substansial,
kebijakan stabilisasi yg berhasil membutuhkan kemampuan untuk memprediksikan
secara akurat kondisi ekonomi masa depan. Sayangnya perkembangan ekonomi
seringkali tidak dapat diprediksikan, setidaknya berdasarkan pemahaman kita
tentang perekonomian saat ini.
Sebuah cara yg
digunakan para peramal untuk melihat kedepan adalah dengan indicator utama.
Indicator utama adalah seri data yg biasanya terus berfluktuasi dari suatau
perekonomian. Penurunan yg besar dalam indicator utama menandai terjadinya
resesi. Caara lain yg dilakukan para peramal adalah dengan model
makroekonometrik, yg telah dikembangkan oleh kantor-kantor pemerintah dan
perusahaan-perusahaan swasta untuk peramalan dan analisi kebijakan. Setelah
membuat asumsi tentang variable eksogen, kebijakan moneter, kebijakan fiscal,
dan harga minyak, model ini menghasilkan prediksi tentang kesempatan kerja,
inflasi, dan variable endogen lainnya.
d)
Ketidaktahuan, Ekspektasi, dan Lucas Kritik
Pemenang Nobel Robert Lucas menekankan bahwa orang membentuk ekspektasi
masa depan. Harapan memainkan peran penting karena mereka mempengaruhi segala
macam perilaku ekonomi. Kedua rumah tangga dan perusahaan memutuskan untuk
konsumsi dan investasi berdasarkan ekspektasi pendapatan masa depan.
Ekspektasi ini bergantung pada banyak hal, termasuk kebijakan pemerintah.
Ia berpendapat bahwa metode tradisional evaluasi kebijakan seperti yang
bergantung pada model makroekonomi standar tidak cukup memperhitungkan dampak
kebijakan terhadap ekspektasi. Kritik evaluasi kebijakan tradisional dikenal
sebagai Kritik Lucas. Kritik lucas memberi kita dua
alas an. Alas an yg lebih sempit bahwa para ekonom yg mengevaluasi
kebijakan-kebijakan alternative perlu mempertimbangkan bagaimana kebijakan
memperngaruhi ekspektasi dan perilaku. Alas an yg lebih luas adalah bahwa
evaluasi kebijakan adalah sulit, sehingga para ekonom yg terlibat dalam tugas ini seharusnya merasa
yakin bahwa untuk menunjukkan kerendahan hati yg dibutuhkan.
e)
Catatan
sejarah
Sejarah tidak
membentuk perdebatan tentang kebijakan stabilisasi. Ketidaksepakatan atas
sejarah muncul karena tidak mudah mengidentifikasi sumber-sumber fluktuasi
ekonomi. Catatan-catatan historis seringkali memberikan banyak interpretasi.
Depresi besar
adalah titik pusat perdebatan. Pandangan para ekonom tentang kebijakan
makroekonomi sering dikaitkan dengan pandangan mereka tentang penyebab depresi.
Sebagian ekonom percaya bahwa goncangan kontraktif yg besar terhadap pengeluaran
perseorangan menyebabkan depresi. Menurut mereka, para pembuat kebijakan
seharusnya menanggapi dengan mendorong permintaan agregat. Ekonom-ekonom lain
percaya bahwa penurunan yg sangat besar dalam penawaran uang menyebabkam
depresi. Menurut mereka, depresi bisa dicegah jka fedmenerapkan kebijakan
moneter pasif dengan meningkatkan penawaran uang pada tingkat mapan.
2.
Apakah
kebijakan seharusnya dijalankan menurut aturan atau kebijaksanaan ?
Kebijakan
dijalankan menurut aturan jika para pembuat keputusan mengumumkan bagaimana
kebijakan akan menanggapi berbagai situasi dan bersungguh-sungguh dalam
menjalankannya. Kebijakan dijalankan menurut kebijaksanaan jika para pembuat
kebijakan bebas membesar-besarkan peristiwa yg terjadi dan memilih kebijakan
apaun yg tampaknya cocok pada saat itu.
Aturan
kebijakan aktif menspesifikasi bahwa :
Pertumbuhan uang = 3 % + ( tingkat pengangguran – 6 % )
a.
Ketidakpercayaan
terhadap para pembuat kebijakan dan proses politik
Ketidakmampuan
dalam kebijakan ekonomi muncul karena beberapa alasan. Sebagian ekonom
memandang proses politik sebagai tak menentu, barangkali karena proses politk
mencerminkan pergeseran kekuasaan dari kelompok-kelompok yg mempunyai kepentingan
khusus. Oportunisme dalam kebijakan ekonomi muncul ketika tujuan-tujuan dari
para pembuat keputusan bertentangan dengan kesejahteraan masyarakat. Sebagian
ekonom khawatir bahwa para politisi menggunakan kebijakan makroekonomi untuk
kepentingan pribadi mereka sendiri dalam meraih dukungan public. Manipulasi
ekonomi untuk kepentingan pemilu, disebut siklus bisnis politik, merupakan subyek
kepentingan ekstensif yg dilakukan para ekonom dan pakar-pakar politik.
b.
Inkonsistensi
waktu dari kebijakan berdasarkan kebijaksanaan
Sepanjang para
pembuat kebijakan adalah cerdas dan penuh kebajikan , amat kecil alas an untuk
menolak fleksibilitas mereka dalam menanggapi kondisi-kondisi yg sedang
berubah. Masalahnya adalah munculnya inkonsistensi waktu dari kebijakan. Dalam
beberap situasi, para pembuat kebijakan bisa mengumumkan kebijakan yg akan
mereka jalankan untuk mempengaruhi ekspektasi para pengambil keputusan pribadi.
Namun kemudian setelah para pengambil keputuasan pribadi bertindak berdasarkan
dasar ekspektasi mereka, para pembuat kebijakan ini bisa dituntut untuk
menjalankan keputusan mereka. Memahami bahwa para pembuat kebijakan mungkin
tidak konsisten selamanya, para pengambil keputsusan pribadi cenderung tidak
percaya pada pencanangan kebijakan. Dalam situasi ini, agar pengumuman
kebijakan tersebut bisa dipercaya, para pembuat kebijakan akan membuat komitmen
pada aturan kebijakan baku.
Kebijakan
inkonsistensi waktu seringkali muncul dalam kondisi lain, contohnya :
a. Untuk
mendorong investasi, pemerintah mengumumkan tidak akan memajak pendapatan dari
modal.
b. Untuk
mendorong riset, pemerintah mengumumkan akan memberikan monopoli sementara bagi
perusahaan-perusahaan yg menemukan obat-obatan terbaru.
c. Untuk
mendorong perilaku yg baik, orang tua mengumumkan akan menghukum anak kapanpun
ia melanggar aturan.
d. Untuk
mendorong anda berkerja keras, professor anda mengumunkan bahwa kuliah ini akan
berakhir dengan ujian.
c.
Aturan kebijakan moneter
Monetaris adalah ekonom yang menganjurkan bahwa Bank sentral menjaga
pasokan uang tumbuh pada tingkat yang stabil. Monetaris percaya bahwa fluktuasi
jumlah uang beredar bertanggung jawab atas kebanyakan fluktuasi besar dalam
perekonomian.
![](file:///C:\DOCUME~1\ADMINI~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
Monetaris adalah ekonom yang menganjurkan bahwa Bank sentral menjaga
pasokan uang tumbuh pada tingkat yang stabil. Monetaris percaya bahwa fluktuasi
jumlah uang beredar bertanggung jawab atas kebanyakan fluktuasi besar dalam
perekonomian.
d.
Sasaran GDP nominal
Aturan kebijakan kedua yang ekonom banyak anjurkan adalah penargetan PDB
nominal. Dalam aturan ini, Fed mengumumkan jalur yang direncanakan untuk PDB
nominal. Jika GDP nominal naik di atas target, Bank Sentral mengurangi
pertumbuhan uang untuk menekan permintaan agregat. Jika jatuh di bawah target,
Bank sentral meningkatkan pertumbuhan uang untuk mendorong permintaan agregat.
Karena target GDP nominal memungkinkan kebijakan moneter untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan perputaran uang, sebagian besar ekonom percaya hal itu
akan menyebabkan stabilitas yang lebih besar dalam output dan harga daripada
aturan kebijakan moneter.
e.
Sasaran inflasi
Pada tahun 80-an, banyak bank sentral di dunia mengadopsi beberapa bentuk
target inflasi. Kadang-kadang target inflasi berbentuk bank sentral mengumumkan
niat kebijakannya. The Federal Reserve belum mengadopsi kebijakan eksplisit
inflation targeting (meskipun beberapa komentator telah menyarankan bahwa,
secara implisit, target inflasi sekitar 2 persen).
f.
Aturan
kebijakan fiscal
Meskipun
kebanyakan diskusi tentang aturan kebijakan berpusat pasa kebijakan moneter,
para ekonom dan politisi jujga sering menawarkan aturan kebijakan fiscal.
Kebanyakan ekonom menentang aturan ketat yg mendesak pemerintah menyeimbangkan
anggarannya. Ada tiga alas an untuk percaya bahwa deficit atau surplus anggaran
kadang-kadang tepat.
1. Deficit
atau surplus anggaran bisa membantu menstabilisasi perekonomian. Ketika
perekonomian mengalami resesi, pajak secara otomatis turun, dan transfer secara
otomatis naik. Ketika membantu menstabilkan perekonomian, respon otomatis ini
mendorong anggaran menjadi deficit.
2. Deficit
atau surplus anggaran bisa digunakan untuk menurunkan distorsi dari insentif yg
disebabkan oleh system pajak. Agar tingkat pajak tetap halus, deficit
diperlukan pada tahun-tahun ketika pendapatan rendah yg tidak biasa atau
peneluaran tinggi yang tidak biasa.
3. Deficit
anggaran bisa digunakan untuk menggeser beban pajak dari generasi sekarang ke
generasi mendatang. Pemerintah kemudian bisa melunasi utang dengan mengenakan
pajak pada generasi mendatang.
3.
Membuat Kebijakan di Dunia
Ketidakpastian
Kita telah melihat apakah kebijakan harus mengambil aktif atau peran pasif
dalam menanggapi fluktuasi ekonomi, dan kebijakan hether harus dilakukan dengan
aturan atau kebijaksanaan. Meskipun ada perdebatan terus-menerus antara kedua
belah pihak, ada satu kesimpulan yang jelas: tidak ada kasus yang sederhana dan
menarik untuk setiap pandangan tertentu dari kebijakan ekonomi makro telah
dibuat.
Pada akhirnya, kita harus mempertimbangkan berbagai pendapat politik dan ekonomi
dan memutuskan peran apa yang pemerintah harus bermain dalam menstabilkan
perekonomian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar